tag:blogger.com,1999:blog-29680003598579168382024-03-21T04:46:10.003-07:00Z . I . G . E . LNagpantai Asli MalukuNagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.comBlogger124125tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-54031347332780182122011-01-21T08:45:00.000-08:002011-01-21T08:45:43.201-08:00Menyambangi “Pintu Kota” Ambon Manise<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <img align="left" border="0" hspace="12" src="http://www.koran-jakarta.com/gambarberita/2010-08-21/Rona/Jalan-jalan/GambarBeritaKoranJakarta20100820195447.jpg" width="200px" /> </div><div align="left"> </div> <span class="SpellE"> </span><span class="SpellE">Menginjakkan kaki di bumi Pulau Rempah dijamin akan membawa kesan tersendiri bagi jiwa petualang Anda. Sebab kota yang memiliki luas 377 km² ini memiliki banyak titik wisata yang sayang untuk dilewatkan.<br />
<br />
Namun, karena memiliki suhu udara kurang bersahabat di saat siang (baca: panas sekali) ada baiknya Anda tidak menggunakan pakaian tebal saat bertandang ke Ambon.<br />
<br />
Berjalan-jalan keliling kota menikmati wisata kuliner yang banyak tersedia di Ambon dengan menggunakan pakaian tipis dan nyaman adalah pilihan terbaik yang kami sarankan.<br />
<br />
Plus, jangan lupa mengenakan krim pelembab agar kulit Anda yang halus tidak terbakar hingga menghitam. Jika Anda tidak tertarik menggunakan jasa rental mobil selama berkeliling Ambon, jangan khawatir karena banyak pilihan moda siap mengantar Anda untuk sampai ke tujuan.<br />
<br />
Layaknya Yogyakarta, bagi yang senang berkendara dengan becak, kendaraan roda dua itu banyak wara-wiri di jalanjalan utama kota. Soal harga, bisa dinego, asal Anda pintar mengambil hati “sang pilot” yang pasti bersedia menurunkan harga sambil melempar senyum manisnya.<br />
<br />
Selain becak, ada pula pilihan motor sewa alias ojek, yang bisa dengan lebih cepat mengantar Anda jalan-jalan. Atau jika Anda tidak keberatan naik-turun kendaraan, maka pilihan angkutan kota warna hijau pupus yang mondar-mandir dari terminal Mardika tentu bisa jadi pilihan yang murah meriah.<br />
<br />
Pasca kerusuhan yang sempat membuat Ambon menjadi kota mati, kini pemerintah kota setempat berusaha kembali membangun kota itu dari sektor kelautan-perikanan dan wisata.<br />
<br />
Dan salah satu objek wisata yang terkenal di kota Ambon adalah Pintu Kota. Meski namanya terkesan layaknya sebuah gerbang atau gapura, Pintu Kota sebenarnya adalah sebuah karang raksasa yang menjorok dari pantai ke laut dan memiliki lubang besar di bawahnya.<br />
<br />
Karena bolong, sekilas strukturnya membentuk sebuah gerbang yang bisa kita lewati untuk sekadar mengambil foto. Sayangnya, pada saat air pasang, lubang besar itu tertutup, jadi semoga saja ketika Anda bertandang ke sana, pintu sang karang sedang terbuka.<br />
<br />
Pintu Kota terletak di perbatasan Desa Airlow dan Sri yang dapat ditempuh kendaraan pribadi dengan lama perjalanan kurang lebih satu jam dari Kota Ambon. Selain menjual pemandangan karang berbentuk gapura, lokasi ini juga memiliki anak tangga yang menyediakan spot bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan keindahan lokasi itu dari atas.<br />
<br />
Meski membutuhkan usaha yang cukup besar untuk menaiki jajaran anak tangga yang cukup tinggi, suguhan lanskap yang disajikan di atas karang Pintu Kota luar biasa. Bagi Anda yang pernah mengunjungi Uluwatu di Bali, maka pemandangan di atas Pintu Kota kami jamin tak kalah indah.<br />
<br />
Karenanya, jangan sampai lupa membawa kamera jika datang ke tempat ini karena banyak titik yang bagus untuk dijadikan lokasi berfoto. Uniknya, dalam perjalanan menuju Pintu Kota, di pinggir jalan Anda berkesempatan melihat tulisan Hollywood layaknya yang ada di Los Angeles, Amerika Serikat.<br />
<br />
Ya, meski tidak memiliki industri perfilman, Ambon juga memiliki tulisan khas “kerajaan” para kreator sinema dunia tersebut. Meski indah untuk diabadikan, sayangnya tulisan Hollywood lokal ini berada di bibir pantai, sehingga sulit bagi wisatawan yang ingin berfoto di bawah tulisan itu secara utuh.<br />
<br />
Namun, untuk hanya dapat memotret tulisan itu secara penuh (tanpa gambar kita di bawahnya), Anda bisa berhenti sejenak di pinggir jalan persis di seberang lokasi tulisan besar itu berada.<br />
<br />
Keindahan Natsepa “Belum ke Ambon kalau belum menjajal rujak Natsepa,” demikian ujar penduduk lokal berkelalar pada para wisatawan yang datang. Disebut demikian, karena memang rujak di Natsepa terkenal lezat, bahkan hingga ke luar pulau.<br />
<br />
Maka tak heran jika kemudian banyak turis asing yang datang ke Ambon, begitu sampai langsung minta diantar ke Natsepa guna mencicipi olahan buah-buah segar plus bumbu kacang itu.<br />
<br />
Beda dengan rujak di tempat lain, gula merah yang digunakan didatangkan langsung dari Makassar, dan kacangnya adalah kacang pilihan yang memiliki bentuk besar-besar, namun empuk saat bersentuhan dengan gigi.<br />
<br />
Ditambah buah-buahan segar yang dihasilkan penduduk setempat, maka lahirlah ulahan kuliner rujak yang menggiurkan. Mona, seorang penjual rujak di Natsepa, mengatakan dirinya sudah lebih dari 20 tahun berjualan di tempat itu.<br />
<br />
Dan sejak dulu, dagangannya memang selalu laris manis, sampai-sampai bisa membuka cabang di jantung Kota Ambon. “Langganan saya banyak, bahkan istri Wakil Gubernur Maluku (Said Assagaff ) kalau beli rujak Natsepa kirim anak buahnya datang ke tempat saya,” ujar wanita tengah baya itu sambil menerangkan bahwa satu porsi rujaknya dibanderol dengan harga 7500 rupiah.<br />
<br />
Selain terkenal karena rujaknya, Natsepa yang ada di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, juga memiliki salah satu pantai yang amat dibanggaan penduduk maluku.<br />
<br />
Karena selain memiliki laut yang masih biru, keindahan lokasi ini dikawal hamparan pasir putih yang menyebar di sepanjang bibir pantai. Saking indahnya, bahkan dalam gelaran event maritim Sail Banda 2010 yang digelar Juli lalu, wilayah ini dijadikan sebagai tempat lomba perahu layar yang datang dari berbagai negara.<br />
<br />
Selain dapat mengabadikan gambar di berbagai lokasi wisata alam, jangan lupakan pula beberapa monumen khas yang ada di jantung Kota Ambon. Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah Gong Perdamaian Dunia yang ada di kawasan Lapangan Merdeka, Jalan Raya Pattimura, Ambon.<br />
<br />
Seperti namanya, gong yang badannya ditempeli bendera-bendera dari seluruh negara di dunia ini merupakan simbol perdamaian yang pada November tahun lalu peresmiannya dilakukan langsung oleh Presiden SBY.<br />
<br />
Dengan membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah, Anda sudah bisa berfoto di bawahg gong besar yang diapit empat tiang unik itu. Selain bisa berfoto di bawah gong secara langsung, dari atas tangga gong perdamaian Anda juga bisa menyaksikan keindahan Kota Ambon yang posisinya pas menghadap ke Lapangan Merdeka.<br />
<br />
Plus gedung Kantor Gubernur Maluku yang posisinya berada di belakangan lapangan luas tersebut. Dan jika Anda mau melangkahkan lebih jauh hingga menuju ujung Lapangan Merdeka, maka Anda berkesempatan untuk menyaksikan patung Pattimura, tokoh pahlawan yang menjadi kebanggaan penduduk Maluku.<br />
<br />
Karena terletak di tengah lapangan, setiap sore banyak anak muda Ambon yang sengaja menghabiskan waktu untuk bersantai di lokasi ini. </span>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-9769667210499907662011-01-21T08:38:00.000-08:002011-01-21T08:38:03.346-08:00Pulau Marsegu di Bagian Pulau Seram<em><img src="http://griyawisata.com/images/stories/2010/september/2/pulau-mersegu.jpg" style="float: left; margin: 10px;" /></em><strong>Pulau Marsegu</strong> merupakan tempat wisata yang terletak di bagian barat Pulau Seram (Nusa Ina/Pulau Ibu) dan pulau ini terkenal memiliki Taman Nasional Manusela. Di Pulau Marsegu ini, kita dapat melihat satwa Kelelawar yang begitu banyak. Kata Marsegu berasal dari bahasa daerah yang berarti Kelelawar.<br />
Pulau ini adalah sebagai tempat rekreasi dan tempat mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain satwa kelelawar, kita juga dapat menemui satwa-satwa yang dilindungi seperti Burung Gosong Megaphodius reinwardtii (Maleo) dan Kepiting Kelapa (Birgus latro) atau yang bahasa daerahnya disebut kepiting kenari.<br />
Kawasan hutan lindung Pulau Marsegu mempunyai luas 240,20 Ha. Wilayah lautnya merupakan Taman Wisata Alam Laut seluas 10.000 Ha. Potensi sumber daya alam lautnya cukup besar, dan terdapat terumbu karang yang beraneka warna keindahannya. Namun pada bagian timur dari Pulau Marsegu terdapat vegetasi hutan pantai yang mempunyai pantai pasir putih sepanjang 1600 meter. Jenis vegetasi yang terdapat pada zone ini adalah Cordia subcordata, Pongamia pinnata, Terminalia catappa dan Baringtonia asiatica.<br />
Sedangkan pada bagian utara pantai pasir putih terdapat zone Ipomea pescaprae yang didominasi oleh rumput angin (Spinifex littoreus) dan Katang-katang (Ipomea pescaprae). Lokasi ini merupakan tempat wisata yang menarik untuk menikmati pemandangan laut serta menghirup udara pantai yang segar.Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-29400439401691663412011-01-21T08:35:00.001-08:002011-01-21T08:35:17.829-08:00Pantai Hukurila<img align="left" alt="pantaihukurila.jpg" border="0" height="110" hspace="5" src="http://www.indonesia.go.id/id/images/stories/maluku1/pantaihukurila.jpg" title="pantaihukurila.jpg" vspace="5" width="140" />Desa Hukurila yang terletak sekitar 15 km kearah selatan dari pusat Kota Ambon, ternyata memliki obyek wisata bahari yang sangat indah. Ada dua lokasi wisata pantai (bahari) yang dapat menjadi tempat tujuan bagi warga kota yang hendak menikmati pemandangan alam atau berenang ketika mengisi waktu liburnya. <br />
<br />
Kedua lokasi pantai tersebut bernama Tihulessy dan Waelaring. Pantai Tihulessy berada tepat sekitar wilayah pemukiman desa tersebut, sedangkan pantai Waelaring berada sekitar satu kilometer dari pusat desa. Namun keduanya masih berdekatan dan memiliki panorama tersendiri yang indah dan dapat dinikmati oleh para pengunjung. Apalagi kedua lokasi pantai ini berhadapan langsung dengan pandangan luas Laut Banda yang terkenal sebagai laut terdalam di Indonesia. <br />
<br />
Keindahan alam kedua pantai yang belum terkontaminasi dengan pencemaran ini memungkinkan pengunjung untuk dapat menikmatinya. Baik untuk berenang, kegiatan piknik bersama keluarga hingga pemancingan. Disaat-saat liburan, kedua pantai ini banyak dikunjungi warga terutama yang berasal dari Kota Ambon. <br />
<br />
Lokasi wisata pantai Tihulessy dan pantai Waelaring merupakan lokasi wisata yang sangat tepat bagi pengunjung yang ingin mendapatkan ketenangan dengan melihat pemandangan alam yang indah. Juga bagi mereka yang memiliki jiwa petualang ataupun memiliki hobi memancing dapat menyalurkannya disini. Warga setempat juga menyediakan berbagai kebutuhan terutama bagi pengunjung yang ingin memancing.Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-18246298456586575092011-01-21T08:28:00.000-08:002011-01-21T08:28:42.842-08:00Morea Waai<img align="left" alt="moreawaai.jpg" border="0" height="150" hspace="5" src="http://www.indonesia.go.id/id/images/stories/maluku1/moreawaai.jpg" title="moreawaai.jpg" vspace="5" width="200" /> Morea dari Waai, begitulah masyarakat Kota Ambon sering menyebutkannya, serasa kurang lengkap ketika mengunjungi negeri yang terletak di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah ini, sebelum melihat hewan sejenis belut ini. Desa Waai yang terletak disekitar 30 km dari pusat Kota Ambon, ternyata menyimpan potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai objek kunjungan wisata, selain keindahan bahari dan suasana pegunungan Salahutu, desa ini memiliki satu aset tradisional dan keunikan yang menarik untuk dikunjungi.<br />
<br />
Kolam Wae Selaka, nama tempat tersebut, kolam ini memiliki air yang sangat jernih dan berada pada lereng perbukitan serta memiliki udara yang sangat sejuk dan segar sepanjang hari. <br />
Suasana ini didukung dengan tumbuhnya pohon-pohon yang rindang dan lebat serta tanaman lainnya sehingga terasa sangat asri dilokasi ini. Di kolam Wae Selaka ini, hidup berbagai jenis ikan yang terus dipelihara oleh masyarakat setempat. <br />
<br />
Selain itu, yang paling menarik dan dikenal yakni hidupnya puluhan bahkan ratusan ekor morea, hewan sejenis belut yang jinak dan dapat dikendalikan oleh pawangnya. Morea-morea ini hidup dalam goa-goa yang terdapat di sekitar kolam tersebut, mereka akan keluar ketika dipanggil oleh pawangnya. Tidak tanggung-tanggung, morea-morea ini memiliki ukuran hingga sebesar paha orang dewasa dengan panjang lebih satu meter, daya tarik pengunjung ketika datang ketempat ini hanya ingin menyaksikan bagaimana sang pawang memanggil keluar morea-morea ini dan memberi makan mereka dengan telur ayam. <br />
<br />
Pengunjung juga diberi kesempatan untuk dapat memegang hewan yang terkenal licin ini, bahkan mengelus dan memberikannya makan. Dijamin, hewan ini tidak akan menggigit atau melukai para pengunjung yang berkeinginan untuk memegangnya, karena hewan ini adalah jinak.Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-50953349677566552172010-12-30T12:52:00.001-08:002010-12-30T12:52:34.133-08:00Teluk Ambon Di Waktu SenjaKawan-kawan kompasianer yang belum pernah ke Ambon, sejenak mari kita mengenali keindahan alam Kepulauan Maluku, dan khususnya pulau Ambon. Meskipun sudah banyak penulisan ttg wisata kepulauan Maluku , tapi kami sebagai orang Ambon tidak bosan-bosannya mengenalkan Maluku, karena masih banyak yang blm mengenal lebih dekat Ambon-Maluku . Ambon adalah kota dengan gugusan pulau yang memberikan karakteristik khas karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari perbukitan, pesisir pantai, dan kelautan. Karakteristik ini memberikan peluang adanya banyak potensi alam yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata pantai, wisata bahari termasuk potensi wisata bawah laut, karena daerah dengan luas wilayah lautnya besar tentu menyimpan beribu-ribu kekayaan alam.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/99.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-60" height="151" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/99-300x151.jpg" width="300" /></a><br />
Selain memiliki karakteristik wisata pantai yang menampakkan ciri khas Ambon sebagai kota kepulauan, juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang cukup tinggi. Wujud warisan sejarah dan budaya fisik yang sampai saat ini dapat dilihat antaranya yaitu gedung-gedung ibadah, tempat-tempat pemakaman, rumah-rumah raja, bentuk-bentuk patung yang terkait dengan kepercayaan dan kepahlawanan, monument perjuangan dan benteng-benteng.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/98.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-61" height="138" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/98-300x138.jpg" width="300" /></a><br />
Daya tarik wisata yang dimiliki Kota Ambon hampir sebagian besar di dominasi oleh wisata pantai, hal ini tidak luput dari kondisi fisik Kota Ambon yang sebagian besar di kelilingi oleh perairan dan teluk, seperti Laut Banda, Teluk Ambon, Teluk Dalam dan Teluk Baguala. Dengan adanya potensi perairan dan teluk serta di tunjang dengan kondisi alam yang menawarkan keindahan alam, tentunya Kota Ambon ini mempunyai potensi besar untuk dikemkembang kan dalam sektor pariwisata. Beberapa lokasi yang memiliki potensi wisata (alami dan buatan) yang kini dijadikan sebagai Objek Wisata di Ambon adalah : Museum Siwa Lima, Commonwealth War Cemetery, Monumen Pattimura, Martha Christina Tiahahu, Puncak Gunung Sirimau, Pantai Natsepa, Pantai Hunimua, Kolam Waiselaka, P.Pombo, Pantai Namalatu dll masih banyak lagi.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/97.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-62" height="136" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/97-300x136.jpg" width="300" /></a><br />
Untuk datang ke Ambon tidak susah, dari Jakarta dengan Batavia atau lion langsung Ambon dg waktu 3 jam 15 mnit, ada juga yang singgah Makasar atau Surabaya,(lion,sriwijaya dan Batavia) dan mulai 3 Juni Garuda juga akan masuk ambon dlm rangka menyukseskan Sail Banda 2010.<br />
Ambon menjadi tuan rumah Sail Banda 2010, even bahari terbesar di Indonesia dan berkelas internasional.<br />
Sebagian besar kegiatan Sail Banda akan digelar di Kota Ambon. Misalnya olahraga perairan, seminar-seminar internasional, tempat berkumpulnya pemuda seluruh Indonesia yang dikenal dengan pemuda Nusantara.Sementara di Banda, hanya digelar beberapa kegiatan saja seperti lomba perahu layar. Namun, perahu layar itu juga akan menyinggahi Kota Ambon.Selain itu, juga akan digelar operasi Suraya Bhaskara Jaya yang akan diikuti personil TNI Angkatan Laut (AL), Royal Singapore Navy (RSN), Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM), United States Navy (USN) dan Royal Navy Inggris<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/96.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-63" height="224" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/96-300x224.jpg" width="300" /></a>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-82602923676534798532010-12-30T12:51:00.000-08:002010-12-30T12:51:16.104-08:00Oleh-Oleh (Makanan Ringan) Khas Ambon<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/191.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-45" height="159" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/191.jpg" width="200" /></a><br />
Pernah nyobain makanan khas Maluku? Nah, ini dia kue kering khas Maluku. Di Pasar Mardika di kota Ambon, berjejer toko-toko penjual kue-kue kering khas Maluku.<br />
Pilihan kuenya cukup banyak. Sebagian besar kue itu, saat digigit akan kletak-kletuk, kres!<br />
Ya, kue khas Maluku memang agak keras karena dibuat dari tepung sagu. Contohnya, kue bagea dan serut.<br />
Bagea biasanya berbentuk agak bulat. Warnanya krem pucat. Pertama kali menggigitnya, terasa berat. Kletak!<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/18.jpg"><img alt="" class="alignright size-full wp-image-46" height="200" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/18.jpg" width="142" /></a><br />
Begitu juga dengan kue serut yang berwarna coklat dan lonjong. Kue serut rasanya manis dan mirip kue bangket jahe di Jawa.<br />
Selain tepung sagu, kenari juga banyak dijadikan kue. Misalnya, roti kenari. Bentuknya roti kering manis yang ditaburi kenari di atasnya.<br />
Lalu, ada makron. Bentuknya mirip kue kering cokelat chips. Kedua kue ini rasanya tidak sekeras bagea dan serut. Namun, tetap kres, kres.<br />
Mau coba cemilan lain? Ada sagu tuni, halua kenari, dodol durian, kacang kenari, dan sebagainya.<br />
Kalau makanan berat Maluku, justru sebaliknya. Terasa ringan alias empuuuk… Terutama, makanan pokoknya. Ada papeda, kasbi, dan patatas.<br />
Sayangnya, warung atau restoran yang menjual makanan itu tidak banyak. Jadi, jika tidak ada di kota Ambon, mampir saja ke desa lain. Misalnya, ke Tulehu.<br />
Papeda yang seperti lem sangat kental. Rasanya tawar. Cara makannya bisa diseruput atau bisa juga dengan sendok. Sebelum diseruput, diberi kuah dulu. Paling cocok dengan kuah kuning.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/172.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-49" height="145" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/172.jpg" width="200" /></a><br />
Kalau patatas itu ubi, kasbi itu singkong. Keduanya direbus. Lalu, disantap bersama gudangan atau urap. Lauknya aneka ikan, seperti ikan kuah kuning dan ikan mata bulan.<br />
Belum pernah makan ikan dan sayur pakai ubi dan singkong? Makanya, wajib coba!<br />
Jangan lupa pesan colo-colo, sambal khas Maluku. Inilah yang bikin tambah lezat.<br />
Sambal ini campuran irisan bawang merah, cabe rawit, tomat, dan perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Wiii… rasanya segar, asam, pedas!<br />
Gimana, tertarik enggak mencicipi sensasi kuliner Maluku yang kletak-kletuk, kres?Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-8931768932466060582010-12-30T12:50:00.000-08:002010-12-30T12:50:20.462-08:00Kuliner Khas Maluku<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/21.jpg"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-54" height="211" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/21-300x211.jpg" width="300" /></a><br />
IKAN BAKAR, merupakan salah satu menu andalan tempat ini. Ikan yang digunakan adalah ikan lalosi yang memang banyak ditemukan di perairan Pulau Ambon. Diberi bumbu sedikit pedas, disajikan dengan sambal colo-colo, sambal yang mempunyai cita rasa asam yang kuat yang dihasilkan dari jeruk cina. Ada juga pilihan sambal terasi dan sambal petis yang sebenarnya bumbu dari otak-otak. Harga: Rp. 25.000/ekor<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/22.jpg"><img alt="" class="alignright size-medium wp-image-55" height="223" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/22-300x223.jpg" width="300" /></a><br />
SOP IKAN, ini nih yang t-o-p b-g-t. Aroma kuah yang asam-asam segar berpadu dengan gurihnya daging ikan bobara menjadi favorit kami. Harumnya daun kemangi menambah rangsangan pada indera pengecap kita. Wajib dicoba. Harga: Rp. 60.000/kg<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/23.jpg"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-56" height="202" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/23-300x202.jpg" width="300" /></a><br />
CHA BUNGA PEPAYA, menu yang ini tentunya sulit didapat di tempat lain. Bunga pepaya ternyata bisa diolah menjadi makanan pendamping yang lezat. Tapi buat yang tidak suka rasa pahit mungkin agak menghindari menu ini, rasa pahit seperti paria memang masih lekat pada menu ini. Tapi buat ibu-ibu mungkin menu ini yang paling dicari. Harga: Rp. 20.000/porsi.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/24.jpg"><img alt="" class="alignright size-medium wp-image-57" height="120" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/24-300x120.jpg" width="300" /></a><br />
TEMPE & TAHU PENYET, tidak terbayang sebelumnya bahwa yang akan hadir dimeja adalah sepiring tempe dan tahu dengan “taburan” sambal merah di atasnya. Pedasnya nendang. Dan menu ini yang paling cepat datangnya di banding yang lain hehehe, jadi dalam waktu sekejap piring-piringnya bisa langsung bersih karena emang sudah kelaparan dari pesawat. Harga: Rp. 10.000/porsi (isi 4 potong)<br />
Makanan di rumah makan ini overall tidak mengecewakan walau juga tidak terlalu special. Masalah selera sih, karena beberapa rekan saya justru sangat terkesan dengan cita rasa makanan yang tersaji di rumah makan ini. Selamat mencoba….Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-33538314328681399662010-12-30T12:49:00.000-08:002010-12-30T12:49:16.282-08:00Sejarah Maluku<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/79.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-71" height="170" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/79.jpg" width="218" /></a><br />
Maluku merupakan salah satu propinsi tertua dalam sejarah Indonesia merdeka, dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Secara historis kepulauan Maluku terdiri dari kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai pulau-pulau tersebut. Oleh karena itu, diberi nama Maluku yang berasal dari kata Al Mulk yang berarti Tanah Raja-Raja. Daerah ini dinyatakan sebagai propinsi bersama tujuh daerah lainnya ? Kalimantan, Sunda Kecil, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera ? hanya dua hari setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun secara resmi pembentukan Maluku sebagai propinsi daerah tingkat I RI baru terjadi 12 tahun kemudian, berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 22 tahun 1957 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1958.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/78.jpg"><img alt="" class="alignright size-full wp-image-72" height="157" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/78.jpg" width="236" /></a><br />
Lintasan Sejarah<br />
Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, Kepulauan Maluku memiliki perjalanan sejarah yang panjang dan tidak dapat dilepaskan dari sejarah Indonesia secara keseluruhan. Kawasan kepulauan yang kaya dengan rempah-rempah ini sudah dikenal di dunia internasional sejak dahulu kala. Pada awal abad ke-7 pelaut-pelaut dari daratan Cina, khususnya pada zaman Dinasti Tang, kerap mengunjungi Maluku untuk mencari rempah-rempah. Namun mereka sengaja merahasiakannya untuk mencegah datangnya bangsa-bangsa lain kedaerah ini.<br />
Pada abad ke-9 pedagang Arab berhasil menemukan Maluku setelah mengarungi Samudra Hindia. Para pedagang ini kemudian menguasai pasar Eropa melalui kota-kota pelabuhan seperti Konstatinopel. Abad ke-14 adalah merupakan masa perdagangan rempah-rempah Timur Tengah yang membawa agama Islam masuk ke Kepulauan Maluku melalui pelabuhan-pelabuhan Aceh, Malaka, dan Gresik, antara 1300 sampai 1400.<br />
Pada abad ke-12 wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya meliputi Kepulauan Maluku. Pada awal abad ke-14 Kerajaan Majapahit menguasai seluruh wilayah laut Asia Tenggara. Pada waktu itu para pedagang dari Jawa memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.<br />
Dimasa Dinas Ming (1368 ? 1643) rempah-rempah dari Maluku diperkenalkan dalam berbagai karya seni dan sejarah. Dalam sebuah lukisan karya W.P. Groeneveldt yang berjudul Gunung Dupa, Maluku digambarkan sebagai wilayah bergunung-gunung yang hijau dan dipenuhi pohon cengkih ? sebuah oase ditengah laut sebelah tenggara. Marco Polo juga menggambarkan perdagangan cengkih di Maluku dalam kunjungannya di Sumatra.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/2.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-73" height="157" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/2.jpg" width="236" /></a><br />
Era Portugis<br />
Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d’Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat – seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen.<br />
Salah seorang misionaris terkenal adalah Francis Xavier. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama.<br />
Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.<br />
Era Belanda<br />
Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Maluku.<br />
Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Untuk keperluan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.<br />
Pada permulaan tahun 1800 Inggris mulai menyerang dan menguasai wilayah-wilayah kekuasaan Belanda seperti di Ternate dan Banda. Dan, pada tahun 1810 Inggris menguasai Maluku dengan menempatkan seorang resimen jendral bernama Bryant Martin. Namun sesuai konvensi London tahun 1814 yang memutuskan Inggris harus menyerahkan kembali seluruh jajahan Belanda kepada pemerintah Belanda, maka mulai tahun 1817 Belanda mengatur kembali kekuasaannya di Maluku.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/victoria.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-74" height="167" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/victoria.jpg" width="223" /></a><br />
Pahlawan<br />
Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang diberi gelar Kapitan Pattimura, seorang bekas sersan mayor tentara Inggris.<br />
Pada tanggal 15 Mei 1817 serangan dilancarkan terhadap benteng Belanda ”Duurstede” di pulau Saparua. Residen van den Berg terbunuh. Pattimura dalam perlawanan ini dibantu oleh teman-temannya ; Philip Latumahina, Anthony Ribok, dan Said Perintah.<br />
Berita kemenangan pertama ini membangkitkan semangat perlawanan rakyat di seluruh Maluku. Paulus Tiahahu dan putrinya Christina Martha Tiahahu berjuang di Pulau Nusalaut, dan Kapitan Ulupaha di Ambon.<br />
Tetapi Perlawanan rakyat ini akhirnya dengan penuh tipu muslihat dan kelicikan dapat ditumpas kekuasaan Belanda. Pattimura dan teman-temannya pada tanggal 16 Desember 1817 dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan, di Fort Niew Victoria, Ambon. Sedangkan Christina Martha Tiahahu meninggal di atas kapal dalam pelayaran pembuangannya ke pulau Jawa dan jasadnya dilepaskan ke laut Banda.<br />
Era Perang Dunia Ke Dua<br />
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang dengan Jepang.<br />
Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan, untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di desa Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura).<br />
Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah satu propinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan colonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini ? bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan? (RMS).Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-46032995914542707942010-12-30T12:47:00.000-08:002010-12-30T12:47:10.301-08:00Kota AmbonKota Ambon yang memiliki nama Internasional Amboina adalah ibu kota provinsi Maluku, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 377 km² dan berpenduduk sebanyak 206.210 jiwa (2000). Berdiri antara tahun 1500-an setelah kedatangan bangsa Portugis.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/100px-Lambang_Kota_Ambon.jpeg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-92" height="130" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/100px-Lambang_Kota_Ambon.jpeg" width="100" /></a><br />
Kota Ambon yang dipimpin oleh walikota Markus Jacob Papilaja dibagi atas 5 kecamatan, yaitu:<br />
* Kecamatan Nusaniwe<br />
* Kecamatan Sirimau<br />
* Kecamatan Leitimur Selatan<br />
* Kecamatan Baguala<br />
* Kecamatan Teluk Ambon<br />
Suku Bangsa<br />
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Diantaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa dan sebagian besar adalah Suku Alifuru yang merupakan penduduk asli Maluku. Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai Kerajaan Eropa yang sedang melakukan eksplorasi. Tidak mengherankan bila banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa dan Arab (sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu) disamping denominasi dari ras Melanesia yang merupakan ras asli penduduk Ambon.<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/index.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-93" height="175" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/index.jpg" width="159" /></a><br />
Lokasi wisata & Peninggalan sejarah<br />
* Patung Pattimura, di Lapangan Merdeka<br />
* Patung Martha Christina Tiahahu, di Karang Panjang<br />
* Tugu Dolan, di Kudamati<br />
* Tugu Trikora, di Urimesing<br />
* Taman Makam Pahlawan PD II-Australia, di Tantui<br />
* Monumen Australia, di Laha<br />
* Monumen Jepang, di Tawiri<br />
* Patung Franciscus Xaverius, di Batumeja<br />
* Fort Victoria, di Belakang Kota<br />
* Monumen Rumphius, di Batu Meja<br />
* Museum Siwalima, di Taman Makmur<br />
* Pantai Namalatu, di Latuhalat<br />
* Pantai Natsepa Indah, di Natsepa<br />
* Pantai Santai, di Latuhalat<br />
* Tanjung, di Tanjung Nusaniwe<br />
* Pintu Kota, di Airlow<br />
* Pantai Desa Hukurila<br />
* Tempayang, di Soya<br />
* Gong Perdamaian Dunia<br />
* Goa Batu Lobang, di Ds. Amahusu<br />
* Bunker/Terowongan bawah tanah V.O.C., di Benteng Atas<br />
* Puing kapal pengangkut Barang peninggalan Belanda/Portugis, di dasar perairan laut Waiyame<br />
Berdasarkan fakta sejarah dan hasil kajian yang dilakukan para ahli dan Universitas Pattimura, cikal bakal lahirnya Kota Ambon dimulai dari Benteng/Kasteel Nieuw Victoria, yang terletak di depan Lapangan Merdeka, bekas Markas Yonif Linud 733/Masariku kini markas Detasemen Kavaleri. Pada tahun 1575, saat dibangunnya Benteng Portugis (oleh Sancho Vanconcelos) di Pantai Honipopu, yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi, kelompok-kelompok masyarakat kemudian mendiami sekitar benteng. Selanjutnya, setelah Belanda berhasil menguasai Kepulauan Maluku dan Ambon khususnya dari kekuasaan Portugis, benteng tersebut lantas menjadi pusat pemerintahan beberapa Gubernur Jenderal Belanda sekaligus mengontrol jalur perdagangan melalui badan perdagangannya VOC dan benteng itu diubah namanya menjadi Nieuw Victoria yang dikenal sampai saat ini. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut kemudian dikenal dengan nama soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Ambon. Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok masyarakat tersebut telah berkembang menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang teratur. Karena itu, tahun 1575 dikenal sebagai tahun lahirnya Kota Ambon. Hingga tahun 2009, kota Ambon telah genap berusia 433 tahun (4 abad).<br />
<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/781.jpg"><img alt="" class="alignright size-full wp-image-94" height="157" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/781.jpg" width="236" /></a><br />
Letak Dan Batas Wilayah<br />
Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon, dan secara geografis terletak pada posisi: 3o-4o Lintang Selatan dan 128o-129o Bujur Timur, dimana secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah.<br />
Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:<br />
* Sebelah Utara dengan:<br />
Petuanan Desa Hitu, Hila, Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (To the North by the territory of Hitu, Hila and Kaitetu Villages, District of Leihitu, Regency of Central Moluccas)<br />
* Sebelah Selatan dengan:<br />
Laut Banda (To the South by Banda Sea)<br />
* Sebelah Timur dengan:<br />
Petuanan Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (To the east by the territory of Suli Village, District of Salahutu, Regency of Central Moluccas)<br />
* Sebelah Barat dengan:<br />
Petuanan Desa Hatu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (To the West by the territory of Hatu Village, District of Leihitu, regency of Central Moluccas)<br />
Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba pada bulan Nopember yang merupakan transisi ke musim Barat.Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-65953756653117959262010-12-30T12:39:00.000-08:002010-12-30T12:42:23.316-08:00Tips ke Pantai Natsepa<a href="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/images_003.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-41" height="167" src="http://siswa.univpancasila.ac.id/naomi/files/2010/11/images_003.jpg" width="223" /></a><br />
<ul><li> Hotel sangat terbatas, terutama yang dekat pantai. Tapi, kalau sekadar pondok penginapan ada di sekitar lokasi. Untuk hotel berbintang setidaknya ada tiga yang layak dipertimbangkan yakni Hotel Amans, Aston Natsepa dan Swiss Belhotel. Yang paling dekat pantai adalah Hotel Aston Natsepa. </li>
</ul><ul><li>Pengunjung bisa memesan permainan kepada pengelola pantai. Contohnya, permainan bambu gila. Permainan khas Maluku ini terkait dengan kekuatan suprantural yang bisa membuat bambu menjadi berat bagi pembawanya.</li>
<li> Jangan berenang terlalu ke tengah saat musim angin barat atau hujan. Pada musim ini, ombaknya cukup besar.</li>
<li>Bawa perlengkapan seperlunya, terutama kamera untuk mengabadikan keindahan pantai-pantai di Ambon yang tiada duanya. </li>
<li> Dari Kota Ambon menuju Pantai Natsepa melalui jalan darat sekitar 30menit melalui daerah Batu Merah, Tantui, Kapaha, Galala, Halong, Lata, Lateri, Passo, Waitatiri, dan Wayari. Kendaraan umum sudah tersedia dan ongkosnya cukup Rp3.500 dari Pasar Mardika.</li>
<li> Selain Pantai Natsepa untuk menuju Pantai Hunimua atau Liang bisa dicapai dengan berkendara ke arah timur, melewati Tulehu dan Wai sekitar 30 menit.</li>
</ul>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-42961013923346503292010-11-28T12:22:00.001-08:002010-11-28T12:22:20.753-08:00Eksistensi Sasi di MalukuJauh sebelum orang-orang secara global membahas pentingnya pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, masyarakat Maluku sudah menerapkannya sejak lama. Melalui hukum adat sasi yang diwariskan turun-temurun dari leluhur, orang Maluku dengan sendirinya telah menjaga kelestarian lingkungan.Konon sasi telah diberlakukan sejak tahun 1600an.<br />
Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumberdaya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumberdaya hayati (hewani maupun nabati) alam tersebut. Oleh karena peraturan-peraturan dalam pelaksanaan larangan ini juga menyangkut pengaturan hubungan manusia dengan alam dan antar manusia dalam wilayah yang dikenakan larangan tersebut, maka sasi pada hakekatnya juga merupakan suatu upaya untuk memelihara tata-krama hidup bermasyarakat, termasuk upaya ke arah pemerataan pembagian atau pendapatan dari hasil sumberdaya alam sekitar kepada seluruh warga/penduduk setempat.<br />
Salah satu bentuk sasi yang paling menarik dan paling unik di Maluku adalah sasi ikan lompa dari Pulau Haruku.Jenis sasi ini hanya terdapat di Pulau Haruku. Lebih unik lagi karena sasi ini sekaligus merupakan perpaduan antara sasi laut dengan sasi kali.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Du8gPEOfu3P7Rlw6PjZxlExravAV0iucWnAusYgFhUejLaoKrTuyM2j-o-2nPIzXzKz4AYws9ceb5Tjqi6io5Nn8cLNAcn-XIrZC1VtXxb_JJHo-s8vycO1L8LpoKxl3GTtPgJG370eV/s1600/sasi1996.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452465883254882754" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Du8gPEOfu3P7Rlw6PjZxlExravAV0iucWnAusYgFhUejLaoKrTuyM2j-o-2nPIzXzKz4AYws9ceb5Tjqi6io5Nn8cLNAcn-XIrZC1VtXxb_JJHo-s8vycO1L8LpoKxl3GTtPgJG370eV/s320/sasi1996.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 232px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
Setelah ikan lompa yang dilindungi cukup besar dan siap untuk dipanen (sekitar 5-7 bulan setelah terlihat pertama kali),maka serangkaian upacara adat pun dilakukan, seperti makan patita dan kemudian membakar api unggun di muara kali Learisa Kayeli dengan tujuan untuk memancing ikan ikan lompa lebih dini masuk ke dalam kali sesuai dengan perhitungan pasang air laut. Biasanya, tidak lama kemudian, gerombolan ikan lompa pun segera berbondong-bondong masuk ke dalam kali. Pada saat itu, masyarakat sudah siap memasang bentangan di muara agar pada saat air surut ikan-ikan itu tidak dapat lagi keluar ke laut.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcuLv3GM5_26_eyhGUYx6hBvW2e2NExYWMpJf7dNKypUl0hwkPksSVLX1PFXnMn33gtgj1in7b6k5bFhDrbX5nRrTVUYlzdJ-TGsijA7ombUnT_qIHqKOCjvWTpRf9mIwweVPzOODQzoBM/s1600/sasi+bakar.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452470123574403330" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcuLv3GM5_26_eyhGUYx6hBvW2e2NExYWMpJf7dNKypUl0hwkPksSVLX1PFXnMn33gtgj1in7b6k5bFhDrbX5nRrTVUYlzdJ-TGsijA7ombUnT_qIHqKOCjvWTpRf9mIwweVPzOODQzoBM/s320/sasi+bakar.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 301px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 225px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZg9Becy_4TnqXMEm_Z-eDy1jQIOsYbpQyljN2Ilm3kSZgqJ07wibI-KTL0FXO67GP7MZduXP9BjBF4hhK1TDZk7jVWIoYpp_Ga_VyUQjLYs38Zte2FQCUr2u3uk6yA6syU57X-0ywafWg/s1600/sasi+patita.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452469969394886418" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZg9Becy_4TnqXMEm_Z-eDy1jQIOsYbpQyljN2Ilm3kSZgqJ07wibI-KTL0FXO67GP7MZduXP9BjBF4hhK1TDZk7jVWIoYpp_Ga_VyUQjLYs38Zte2FQCUr2u3uk6yA6syU57X-0ywafWg/s320/sasi+patita.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 222px;" /></a><br />
Tepat pada saat air mulai surut, pemukulan tipa pertama dilakukan sebagai tanda bagi para warga, tua-muda, kecil-besar, semuanya bersiap-siap menuju ke kali. Tifa kedua dibunyikan sebagai tanda semua warga segera menuju ke kali. Tifa ketiga kemudian menyusul ditabuh sebagai tanda bahwa Raja, para Saniri Negeri, juga Pendeta, sudah menuju ke kali dan masyarakat harus mengambil tempatnya masing-masing di tepi kali.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7xlzMzo6aV_l3JaQXLT9W8yCR383Z4I6eUoCpSfH992V34WINfe30hUQyDcrNCvsPBshhgttRPEGSxdCCRpTvJRiE33Ksbt395i5IA0nIDSIehkJVlGOC5RcYl5y6E54uCCGFk9j31jnV/s1600/sasi+kumpul.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452471014523425122" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7xlzMzo6aV_l3JaQXLT9W8yCR383Z4I6eUoCpSfH992V34WINfe30hUQyDcrNCvsPBshhgttRPEGSxdCCRpTvJRiE33Ksbt395i5IA0nIDSIehkJVlGOC5RcYl5y6E54uCCGFk9j31jnV/s320/sasi+kumpul.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 221px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 320px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5C-rp-1NydymQMgeULsm7o5yHTqOZd9xsyzVA4FkqZWHYJeipErV-MBrw74gnyRqclOiOeVWKWTtXQhE4sRVpYVFDYsN7XelYC_JTq7GREcvcDJS4S6onX1mWqXJb_-9U7jKIp8KK-acD/s1600/sasi+ambe.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452471491858939778" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5C-rp-1NydymQMgeULsm7o5yHTqOZd9xsyzVA4FkqZWHYJeipErV-MBrw74gnyRqclOiOeVWKWTtXQhE4sRVpYVFDYsN7XelYC_JTq7GREcvcDJS4S6onX1mWqXJb_-9U7jKIp8KK-acD/s320/sasi+ambe.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 218px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a><br />
Memang sasi sangat berperan untuk mengatasi degradasi lingkungan seperti di Pulau Haruku. Namun Perusakan lingkungan (habitat) terumbu karang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab semakin gencar dilakukan. Walaupun masyarakat telah mengupayakan berbagai langkah, namun semua itu bagai membuang garam di laut. Alhasil, mungkinkah rakyat kecil yang sederhana dan awam ini tidak mampu menembusi dinding-dinding birokrasi ? Entahlah..Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-36028708117416496962010-11-28T04:27:00.000-08:002010-11-28T04:27:12.206-08:00"SEJARAH PATIMURA DI PALSUKAN OLEH NEGARA"<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span class="apple-style-span"><span style="color: #333333; line-height: 115%;">Sejarah THOMAS MATULESY atau PATIMURA sangat terkenal dalam sejarah Maluku , tetapi sayang dibalik sayang dipalsukan oleh SEJARAH INDONESIA menurut pemikiran orang(2) JAWA dan INDO .</span></span><span style="color: #333333; line-height: 115%;"><br />
<br />
<br />
<br />
<span class="apple-style-span">Peperangan yang pertama adalah SILIHATA yang dikepalai oleh LESAAMA - LELEHUE - MAOKY dari pulau SERAM menentang kaum penjajah PORTOGIS dan BELANDA untuk mempertahankan DATI PUSAKA MALUKU ALIFURU . Pertahanan ini TIDAK DAPAT dikalahkan oleh penjajah , sehingga Portogis mencari jalan dengan siasat/ taktik damai melalui agama , sesudah itu , mereka menangkap /menahan beberapa anak Alifuru dan dijadikan sebagai anak(2) angkat Portogis , seperti de Fretes , de Lima , de Costa , dan de Quelgue dan lain(2)nya .</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span">Sebenarnya mereka(2) ini adalah anak(2) asli dari keturunan URUMESENG dari NUSA-INA ( SERAM ) datang ke NUSA-INA-ANAI ( AMBOINA / AMBON ) . Maka melalui anak(2) angkat ini , Portogis memakai mereka ini dengan suatu siasat untuk mengadakan hubungan dengan UPU-AMA-LATU -PATI-WASI ( Bapa raja hutan ) untuk dapat menangkap semua penguasa(2) DATI PUSAKA bangsa Maluku ALIFURU di gunung / hutan .</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span class="apple-style-span">Dari sejarah ini , muncul / timbullah harsrat , keinginan serta martabat sebagai seorang anak ALIFURU untuk menentang penipuan , perampas(2) hak(2) milik yang dinamakan DATI PUSAKA bangsa Maluku / Alifuru .</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span class="apple-style-span">Sementara politik Portogis ini berjalan melalui anak(2) angkat untuk menguasai wilayah Kerajaan besar NUNUSAKU maka Portogis sendiri mempunyai suatu rencana jahat untuk dapat menguasai semua perdagangan hasil(2) bumi Maluku yang terkenal dengan REMPAH(2) , CENGKEH , PALA dan semua hasil laut serta alam Maluku.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span class="apple-style-span">Oleh karena perdagangan REMPAH(2) ini sudah terkenal didunia khususnya di EROPA , maka datanglah bangsa(2) lain seperti Belanda , maka terjadilah suatu peperangan besar yang namanya perang " HONGI " , antara POTOGIS dan BELANDA sehingga menimbulkan pengorbanan bagi anak(2) bangsa Maluku Alifuru .</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span class="apple-style-span">Dengan adanya peperangan ini , maka Belanda juga meniru taktik / strategi Portogis yaitu untuk menguasai kekuasaan dan perdagangan dibumi Maluku dengan suatu siasat yang sama " ANAK ANGKAT " , yaitu seperti van hauten , hogendorof , jansen , crikof , hendriks dan lain(2)nya . Maka dengan segala tipu daya dari kaum penjajah Portogis dan Belanda inilah , mengakibatkan suatu PERANG SAUDARA GANDONG antara anak(2) angkat pro Portogis dan anak(2) angkat pro Belanda .</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span">Dari siasat kolonial / penjajah Portogis dan Belanda inilah yang terus dipakai oleh penjajah INDONESIA -JAWA yang selama ini ; memperkosa , memalsukan , sejarah yang benar, bersih dan suci . Inilah sebagai suatu contoh kepada semua anak(2) bangsa Maluku / Alifuru dibumi ciptaan ALLAH bagi yang SARANI maupun SALAM .</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span class="apple-style-span">Maka timbullah kesadaran ini oleh pimpinan LOHASAMA-MATULESY -KAPITAN PATI MURA -AMA - KABARESI satu(2)nya dari tentara Portogis menentang penjajahan Belanda untuk BANGSA MALUKU ALIFURU bukan untuk bangsa INDO atau INDONESIA -JAWA .</span></span></span></div></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-70705118836753563242010-11-27T09:27:00.001-08:002010-11-27T09:27:25.748-08:00Steering Comitte Sister City Darwin-Ambon Koordinasikan Program DAYR 2011<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">AMBON</span></strong><strong><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">-<span>HUMAS</span></span></strong><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">, Kerjasama Sister City antara kota Darwin, Australia dan Kota Ambon yang identik dengan event Darwin-Ambon Yacht Race (DAYR) telah membawa dampak yang besar, utamanya bagi pulihnya citra daerah ini di mata dunia, yang secara tidak langsung turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;"> <img border="0" src="http://ambon.go.id/images/stories/berita/Darwin1.JPG" style="float: left; margin-left: 5px; margin-right: 5px;" width="300" />Hal ini disampaikan Wakil Walikota (Wawali) Ambon, Dra. Olivia Latuconsina, MP usai menerima kunjungan ketua Steering Comitte Sister City Darwin-Ambon, Rick Setter, Kamis (25/11) di Balai Kota.</span><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">“Lewat event DAYR yang sudah berjalan kembali selama 4 tahun sejak dihentikan karena kondisi keamanan di kota Ambon, ternyata banyak dampak positifnya. Tidak sekedar ada kegiatan <em>yacht race</em> saja tetapi juga mempublikasikan kepada pihak luar bahwa kota Ambon sudah sangat nyaman di datangi oleh siapa saja,” jelasnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Wawali menjelaskan pertemuannya dengan Setter adalah untuk membicarakan berbagai program terkait dengan persiapan DAYR di tahun 2011, sebagai tindak lanjut atas pertemuan Walikota Darwin,</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Graeme Sawyer dan Walikota Ambon, Drs.M.J Papilaja, MS di Ambon beberapa waktu lalu. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Event tahunan ini, tutur wawali, dapat memberikan kontribusi positif bukan saja bagi pemerintah kota Darwin tetapi juga bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon karena kedepan akan diikuti dengan kegiatan lainnya, yakni program kerjasama di bidang pendidikan maupun bidang seni-budaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dirinya mengakui, Setter dan pemerintah kota Darwin telah menunjukan komitmen untuk terus mempromosikan kota Ambon kepada dunia internasional lewat DAYR, karena hal itu adalah bagian dari kerjasama <em>Sister City</em> antara Darwin-Ambon yang sudah terjalin sejak lama.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">“Kerjasama kita di bidang pendidikan adalah program pertukaran pelajar. Jadi nantinya ada satu guru dan dua siswa SMA di kota Ambon yang dikirim ke Darwin. Selain itu dibidang seni budaya, akan digelar Festival Kesenian Ambon di Darwin selama satu minggu menjelang dimulainya DAYR, pada 22 Juli 2011 mendatang. Kegiatan ini diproyeksikan <em>steering comite </em>sebagai wahana promosi seni dan budaya Ambon,” ujar wawali.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Secara kebetulan Event tahunan DAYR tahun 2011 digelar bersamaan dengan kegiatan <em>yacht race</em> lainnya yaitu Sail Indonesia yang juga dimulai dari kota Darwin, menyikapi hal ini wawali berharap kedua event ini tidak saling berbenturan dan tidak harus mengorbankan salah satunya. Karena apabila kedua event ini bisa di<em>manage </em>dengan baik akan dapat berjalan secara berkesinambungan. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">“Ini artinya harus ada koordinasi yang sinergis antara Pemerintah Provinsi Maluku dan kota Ambon dalam mengapresiasi event <em>yacht race</em> ini. Dimana kita melihat bahwa ambon akirnya sudah bisa menciptakan hal yang positif melalui DAYR, sehingga event lain harus berjalan beriringan tidak boleh saling intervensi tapi semua itu diatur sebagai agenda pariwisata provinsi maluku ke depan,” bebernya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Akhirnya wawali berharap, semua pihak dapat memahami bahwa setiap event pariwisata yang digelar di kota ini akan menjadikan ambon sebagai <em>gateway</em> dalam mempromosikan Maluku secara total, yang berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.</span></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-88425999158326183672010-11-27T04:17:00.000-08:002010-11-27T04:17:16.935-08:00Cara gabungkan blog di facebook<div class="mbl notesBlogText clearfix externalBlog"><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJBlgHXL-iz5ZXOJCI0y4yEX4jIEeKQYtbIGAQOItkaH9wHl0EJopM-cMdNxIv6ECuf4rwc4sRoR-C_H0VO04kfN4_luhfFzTzmvvG7KwtT59j9SkwOKVBWILJRhaH1tp_ZnyrsOhkfO2i/s1600/BLOG+N+FACEBOOK.jpg" rel="nofollow" target="_blank" title="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJBlgHXL-iz5ZXOJCI0y4yEX4jIEeKQYtbIGAQOItkaH9wHl0EJopM-cMdNxIv6ECuf4rwc4sRoR-C_H0VO04kfN4_luhfFzTzmvvG7KwtT59j9SkwOKVBWILJRhaH1tp_ZnyrsOhkfO2i/s1600/BLOG+N+FACEBOOK.jpg"><img class="ext_img img" src="http://external.ak.fbcdn.net/safe_image.php?d=60cfd9e7340654c73cdcba477c230ca6&url=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F_0ZwAyFQfuLc%2FS8nErm2UD2I%2FAAAAAAAAAIA%2FIzXpqxzZADU%2Fs200%2FBLOG%2BN%2BFACEBOOK.jpg" /></a>Situs jejaring sosial dan blog merupakan fasilitas di Internet yang saling terkait. Situs jejaring sosial menjadi alat untuk saling menghubungkan diri dengan kerabat, sementara blog merupakan media untuk menyalurkan segala ide, pendapat, atau apapun yang ada di benak Anda. Keduanya saling terkait karena dengan menggabungkan keduanya, Anda bisa mempublikasikan pendapat atau pikiran Anda ke rekan-rekan.Dengan Simplaris Blogcast, Anda bisa mempublikasikan blog Anda ke Facebook. Inilah cara menggunakannya:<br />
<ol><li>Buka browser, akses Facebook, dan login ke akun Anda.</li>
<li>Di kolom pencarian di pojok kanan atas halaman utama akun Anda, ketikkan “simplaris blogcast”.</li>
<li>Setelah aplikasi ditemukan, klik link nama aplikasi.</li>
<li>Di halaman utama aplikasi, klik tombol Go to Application/Ke Aplikasi.</li>
<li>Masukkan alamat feed blog Anda di kolom Blog Feed URL.</li>
<li>Lanjutkan dengan mengklik tombol Lets Blogcast.</li>
<li>Setelah tombol Lets Blogcast! Ditekan, akan muncul tampilan tanpa ada isi feed atau artikel. Silakan klik link update. Blogcast akan memeriksa isi blog Anda.</li>
<li>Untuk melakukan pengaturan, masuklah ke menu Settings. Di menu Settings ini Anda dapat mengatur apakah update akan dilakukan secara otomatis atau tidak, juga dapat dilakukan pengaturan nama blog, panjang post yang ditampilkan, dan sebagainya.</li>
<li>Tekan Save untuk menyimpan seting yang telah Anda atur. Kini halaman Facebook Anda akan diisi dengan postingan-postingan yang Anda buat di blog.</li>
</ol><b><img class="ext_img img" src="http://external.ak.fbcdn.net/safe_image.php?d=0bcde971afcd07a364ebbdd5616c286c&url=http%3A%2F%2Fraiderhost.com%2Fwp-includes%2Fimages%2Fsmilies%2Ficon_razz.gif" /> </b><br />
<b>Selamat ngeblog di facebook</b><img class="ext_img img" src="http://external.ak.fbcdn.net/safe_image.php?d=18a4f9e2f756099b03b410ebab178b14&url=https%3A%2F%2Fblogger.googleusercontent.com%2Ftracker%2F5229186900643925891-541598028491598031%3Fl%3Dgembelite.blogspot.com" /></div></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-36965389900577375912010-11-21T10:38:00.000-08:002010-11-21T10:38:15.420-08:00Membuat RSS Feed Dari Label Tertentu<div style="color: #3333ff; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">Membuat atau memanggil RSS feed hanya dari label tertentu, kemudian menjadikannya di beberapa widget seperti</span> </span><i style="font-weight: bold;">recent post</i><span style="color: black; font-weight: bold;">. atau hanya sekedar ingin membuat daftar isi untuk postingan pada label tertentu saja. metode ini mempermudah dari pada harus memasukan link satu persatu.</span></span></div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><img alt="Membuat RSS Feed Dari Label Tertentu" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468550986372337378" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggsRpUwQ9EsiaTsXQFEuPaPuCnJ9NhRJl_kYyRIxbNyIkf1eH4kiatL2o4zEa2AdVQRRtUGUDvQn8e5sc-r_i3S__r14mqE23Qb_ApxOd1-Qitccm85_lzaP-zuJsl7uVEa99Eyg0s_v7T/s320/rss-feed-icon.jpg" style="display: block; height: 250px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 250px;" /></span> <div style="color: #3333ff; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">Salah satu widget yang menggunakan metode pemanggilan feed hanya dari label tertentu adalah</span> </span><i>Widget Feed Reader</i><span style="color: black; font-weight: bold;">. dengan widget ini anda bisa mencantumkan daftar isi label tertentu tanpa memakan banyak tempat di blog anda.</span></span></div><span style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span class="fullpost"><br />
</span></span><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;">Akan tetapi ada beberapa hal yang harus anda perhatikan sebelum membuat RSS Feed hanya dari label tertentu. hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :</span></span><br />
<br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;">- Dasar metode pemanggilan feed dari label tertentu adalah sebagai berikut :</span></span></span> </div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span class="fullpost"><br />
<center><div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(240, 240, 240) none repeat scroll 0% 0%; border-left: 10px solid rgb(51, 51, 51); padding: 10px; width: 450px;">http://www.URL-BLOG-ANDA.com/feeds/posts/default/-/NAMA LABEL</div></center></span></span><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;">- Penambahan tanda "/-/" sebagai pemisah antara feed penuh dengan label, kemudian pemanggilan akan diteruskan dan dikhususkan untuk isi postingan pada label tertentu.</span></span><br style="color: black;" /><br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="color: black; font-weight: bold;">- Perhatikan pada bentuk kapital atau biasa pada nama label; contoh : jika nama label anda adalah </span><i style="font-weight: bold;">Tutorial Blog</i><span style="font-weight: bold;"> <span style="color: black;">(dengan T besar dan B besar), maka pada RSS Feed ini anda harus menuliskannya besar. jangan di tulis</span> </span><i style="font-weight: bold;">tutorial blog</i><span style="color: black; font-weight: bold;"> (dengan t kecil dan b kecil).</span></span></span> <span style="font-size: small;"><br />
<b style="color: black;"><br />
</b><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><b style="color: black;">- Pada RSS Feed tertentu yang ingin anda masukkan dalam sebuah widget seperti</b><span style="font-weight: bold;"> </span><i style="font-weight: bold;">recent post</i> <span style="color: black; font-weight: bold;">atau</span> <i style="font-weight: bold;">Feed Reader</i><span style="color: black; font-weight: bold;">, maka cukup memasukkan link URL feed khusus label seperti cara diatas.</span></span></span> <span style="font-size: small;"><br />
<br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="color: black; font-weight: bold;">- Jika anda telah merubah arah </span><i style="color: black; font-weight: bold;">Feed Default</i><span style="color: black; font-weight: bold;"> blog anda ke </span><i style="font-weight: bold;">FEED BURNER</i><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">, maka anda harus mengalihkan arah feed label tertentu ke</span> </span><i style="font-weight: bold;">FEED BURNER</i><span style="color: black; font-weight: bold;"> juga dengan cara membuat feed baru dengan memasukan URL feed label anda.</span></span></span> <span style="font-size: small;"><br style="color: black;" /><br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">- Silahkan login ke</span> </span><i style="font-weight: bold;">FeedBurner[Dot]Com</i><span style="font-weight: bold;"> <span style="color: black;">menggunakan account blogger anda dan masukan URL feed label yang ingin anda buat. kemudian gunakan URL dari</span> </span><i style="font-weight: bold;">FEED BURNER</i><span style="font-weight: bold;"> <span style="color: black;">pada widget anda.</span></span></span></span> </div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-60594528916187002002010-11-21T10:34:00.000-08:002010-11-21T10:34:56.692-08:00Membuat Slide Panel Di Blog<div style="color: #3333ff; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i style="font-weight: bold;">Membuat Slide Panel<span style="color: black;"> Di Blo</span>g</i><span style="font-weight: bold;">. <span style="color: black;">seperti halnya</span> </span><i>menu accordion</i><span style="font-weight: bold;">, </span><i style="color: black; font-weight: bold;">slide panel</i><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;"> bisa dipasang di</span> </span><i>sidebar</i><span style="font-weight: bold;"> <span style="color: black;">ataupun di area posting. menghemat penggunaan tempat pada blog dan simple membuatnya. kemudian meletakkan gadget didalamnya.</span></span></span></div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><img alt="Membuat Slide Panel Di Blog" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469125893174195602" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinHaW5XMZYkhtgIg2ONfMLtBtd2uumXUHLxPAKaRI31DdroxrFjUiCKAszNY3ZHCuRglDYuYXCSquEhB6M3wQRtCuLtR40KWZL-bAbQwyepD_wRl-I5t2xo5jha6zm-gPYX8Zg_6u3hEYK/s320/jquery.png" style="display: block; height: 102px; margin: 10px auto; text-align: center; width: 320px;" /></span> <br />
<div style="color: #3333ff; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">Layaknya</span> </span><i>Simple Accordions</i><span style="color: black; font-weight: bold;">, menu slide panel ini menyembunyikan content yang ada didalamnya kemudian akan ditampilkan setelah diklik.</span></span></div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span class="fullpost" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;"></span></span></span><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">Cara membuat</span> </span><i style="font-weight: bold;">Slide Panel DI Blog</i><span style="font-weight: bold;"> <span style="color: black;">adalah sebagai berikut :</span></span></span><br style="color: black;" /><br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">- Login ke</span></span><span style="color: black;">Blogger</span><span style="color: black; font-weight: bold;"> dengan account anda.</span></span><br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;">- Pergi ke "Tata Letak" kemudian "Edit HTML".</span></span><br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">- Gunakan</span> <span style="color: red;">JQuery versi 1.2.3</span> <span style="color: black;">berikut pada template anda. copy paste JQuery berikut dibawah :</span></span></span></span> </div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span class="fullpost"><br />
<center></center></span></span><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">- Masukan code CSS berikut dan letakkan diatas</span> <span style="color: red;">]]></span> <span style="color: black;">:</span></span></span></span></div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span class="fullpost"><br />
<center><div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(240, 240, 240) none repeat scroll 0% 0%; border-left: 10px solid rgb(51, 51, 51); height: 300px; overflow: auto; padding: 10px; text-align: left; width: 450px;">#panel {background: #fff;border:2px solid #f0f0f0;border-bottom:none;text-align:left;padding:10px;<span style="color: red;">width:280px;height:200px;</span>display: none;}<br />
<br />
.slide {margin: 0;padding: 0;<span style="color: red;">width:304px;</span>border-top: solid 4px #422410;background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcC_UljUSd_b2UiR8csCrIq-RcCR1TebBCGWwl5TKqXEiiet2GRLtMZd_WLj88j8YVaPIoLRzZyp59B_wu7DaPpZhma1w7ggChZLm4QC2-dZ0Z2Elkado8lls3qEbUUS0UUKBo3-2-wXI/s1600/btn-slide.gif) no-repeat center top;}<br />
<br />
.btn-slide {background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB5QWnunY0Eghm_rDwC0MeBp7_F4Sqw_2OxUobEFiKtd3-geelKrXOWd0AcCTf0ZoXsSEmFS21Kp7YOLmlwcdCnSIMFS__I32qnH12D7hlX4ocaSQy7HV5s6AuvkLSkXVx9TN59W_SR2s/s1600/white-arrow.gif) no-repeat right -50px;text-align:center;width: 144px;height: 31px;padding: 10px 10px 0 0;margin: 0 auto;display: block;font: bold 120%/100% Arial, Helvetica, sans-serif;color: #fff;text-decoration: none;}<br />
<br />
.active {background-position: right 12px;}</div></center></span></span><br />
<div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;">- Simpan template.</span></span><br />
<br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;">Untuk langkah berikutnya adalah sebagai berikut :</span></span></span> <span style="font-size: small;"><br />
<br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;">- Copy paste code berikut dan letakkan ditempat yang anda inginkan (postingan atau sidebar) :</span></span></span> </div><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span class="fullpost"><br />
<center><div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(240, 240, 240) none repeat scroll 0% 0%; border-left: 10px solid rgb(51, 51, 51); padding: 10px; width: 450px;"><div id="panel" style="font-weight: bold;"><br />
<br />
LETAKKAN CONTENT ANDA DISINI</div><div class="slide"><a class="btn-slide" href="http://www.blogger.com/post-create.do#"><span style="color: red;">Slide Panel</span></a></div></div></center></span></span><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;">- Simpan.</span></span><br />
<br />
<span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">#</span> <span style="color: red;">width:280px;height:200px;</span> <span style="color: black;">adalah lebar dan tinggi area content.</span></span></span></span> <span style="font-size: small;"><br />
<span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;">#</span> <span style="color: red;">width:304px;</span> <span style="color: black;">adalah lebar border pada code class slide.</span></span></span></span> <span style="font-size: small;"><br />
<span class="fullpost" style="color: #3333ff;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: black;"># </span><span style="color: red;">Slide Panel</span> <span style="color: black;">adalah tulisan pada tombol </span></span><i style="color: black; font-weight: bold;">slide panel</i><span style="color: black; font-weight: bold;">.</span></span></span> <span style="font-size: small;"><br style="color: black;" /><br />
<span class="fullpost" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;">Untuk tutorial originalnya silahkan kunjungi postingan berjudul </span><a href="http://www.webdesignerwall.com/tutorials/jquery-tutorials-for-designers/" style="font-weight: bold;" target="_blank">jQuery Tutorials for Designers</a><span style="font-weight: bold;">.</span></span></span> <span style="font-size: small;"><br style="color: black;" /><br style="color: black;" /><span class="fullpost" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;">Selamat mencoba dan happy blogging.</span></span></span> </div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-60352847759852391492010-11-20T09:20:00.000-08:002010-11-20T09:20:32.853-08:00Panduan Memasang RSS Feed Berita Di Blog WordPress<div class="entrytext"> <div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Awalnya bingung gimana cara nampilin berita di blog. Tapi setelah buka sana-sini akhirnya dapet. Sekedar berbagi buat temen-temen yang pengen menghiasi blognya dengan berita-berita aktual, di bawah ku sediain RSS Feed nya plus tutor menggunakannya. Semoga bermanfaat. Oh ya selain untuk wordpress ada juga tutor buat blogspot.</div><strong>I. DAFTAR RSS FEED</strong> dibawah ini dapat anda ambil menurut kebutuhan :<br />
<strong>Detik.com : </strong><br />
<ol><li>Frontpage :<a href="http://rss.detik.com/index.php/detikcom">http://rss.detik.com/index.php/detikcom</a></li>
<li> DetikFinance :<a href="http://rss.detik.com/index.php/finance">http://rss.detik.com/index.php/finance</a></li>
<li> DetikHot :<a href="http://rss.detik.com/index.php/hot">http://rss.detik.com/index.php/hot</a></li>
<li> DetikInet :<a href="http://detikinet.com/index.php/detik.feed">http://detikinet.com/index.php/detik.feed</a></li>
<li> DetikSport :<a href="http://rss.detik.com/index.php/sport">http://rss.detik.com/index.php/sport</a></li>
<span id="more-66"></span>
<li> DetikOto :<a href="http://rss.detik.com/index.php/otomotif">http://rss.detik.com/index.php/otomotif</a></li>
<li> DetikFood :<a href="http://rss.detik.com/index.php/food">http://rss.detik.com/index.php/food</a></li>
<li> DetikFoto :<a href="http://rss.detik.com/index.php/foto">http://rss.detik.com/index.php/foto</a></li>
<li> DetikIndex :<a href="http://rss.detik.com/index.php/detiknews">http://rss.detik.com/index.php/detiknews</a></li>
</ol><strong>Kompas Cybermedia:</strong><strong> </strong><br />
<ol><li><strong>Nasional : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/nasional" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/nasional</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Regiona : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/regional" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/regional</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Internasional : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/internasional" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/internasional</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Megapolitan : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/megapolitan" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/megapolitan</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Bisnis Keuangan : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/bisniskeuangan" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/bisniskeuangan</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Kesehatan :</strong> <a href="http://www.kompas.com/getrss/kesehatan" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/kesehatan</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Olahraga :</strong> <a href="http://www.kompas.com/getrss/olahraga" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/olahraga</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Perempuan :</strong> <a href="http://www.kompas.com/getrss/perempuan" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/perempuan</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Property :</strong> <a href="http://www.kompas.com/getrss/properti" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/properti</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Sains : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/sains" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/sains</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Travel : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/travel" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/travel</a><strong> </strong></li>
<li><strong>Oase : </strong><a href="http://www.kompas.com/getrss/oase" target="_blank">http://www.kompas.com/getrss/oase</a></li>
</ol><strong>Tempo Interaktif </strong><strong><br />
</strong><br />
<ol><li>Frontpage: <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/HL_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/HL_TI.xml</a></li>
<li>Budaya : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/budaya_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/budaya_TI.xml</a></li>
<li>Ekbis : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/ekbis_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/ekbis_TI.xml</a></li>
<li>Iptek : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/iptek_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/iptek_TI.xml</a></li>
<li>Digital : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/it_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/it_TI.xml</a></li>
<li>Jakarta : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/jakarta_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/jakarta_TI.xml</a></li>
<li>Nasional : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/nasional_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/nasional_TI.xml</a></li>
<li>Nusa : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/nusa_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/nusa_TI.xml</a></li>
<li>Olahraga : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/olahraga_TI.xml">http://www.tempointeraktif.com/hg/rss/olahraga_TI.xml</a></li>
</ol><strong> </strong><br />
<strong>Kantor Berita Antara:</strong><br />
News : <a href="http://www.antara.co.id/rss/news.xml">http://www.antara.co.id/rss/news.xml</a><br />
<strong>OKEZONE:</strong><br />
<ol><li>Breaking News : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/okezone/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/okezone/RSS2.0</a></li>
<li>News : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/news/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/news/RSS2.0</a></li>
<li>International: <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/international/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/international/RSS2.0</a></li>
<li>Lifestyle : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/lifestyle/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/lifestyle/RSS2.0</a></li>
<li>Celebrity : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/celebrity/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/celebrity/RSS2.0</a></li>
<li>Sport : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/sports/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/sports/RSS2.0</a></li>
<li>Bola : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/bola/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/bola/RSS2.0</a></li>
<li>Autos : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/autos/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/autos/RSS2.0</a></li>
<li>Techno : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/techno/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/techno/RSS2.0</a></li>
<li>Tokoh : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/tokoh/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/tokoh/RSS2.0</a></li>
<li>Economy : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/economy/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/economy/RSS2.0</a></li>
<li>Foto : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/foto/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/foto/RSS2.0</a></li>
<li>Pilkada : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/pilkada/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/pilkada/RSS2.0</a></li>
<li>Suara Kampus : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/kampus/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/kampus/RSS2.0</a></li>
<li>Ramadhan: <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/ramadhan/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/ramadhan/RSS2.0</a></li>
<li>Pemilu 2009 : <a href="http://sindikasi.okezone.com/index.php/pemilu/RSS2.0">http://sindikasi.okezone.com/index.php/pemilu/RSS2.0</a></li>
</ol><strong>Ilmu Komputer.com:</strong><br />
<strong>Lihat di alamat : <a href="http://ilmukomputer.com/feed/">http://ilmukomputer.com/feed/</a></strong><br />
<strong>Eramuslim</strong><br />
<strong>Lihat di alamat:<a href="http://www.eramuslim.com/berita/rss"> http://www.eramuslim.com/berita/rss</a></strong><br />
<strong>Cellulardiary</strong><br />
<strong>Article :<a href="http://www.cellulardiary.com/rss_articles.xml">http://www.cellulardiary.com/rss_articles.xml</a><br />
Spec HP : <a href="http://www.cellulardiary.com/rss_spec.xml">http://www.cellulardiary.com/rss_spec.xml</a></strong><br />
<strong>GSMARENA<br />
News : <a href="http://www.dapper.net/services/GSM_Arena_News">http://www.dapper.net/services/GSM_Arena_News</a></strong><br />
<strong>RRS Feed dari BBC Indonesia :<br />
</strong><br />
<ol><li> http://feeds.bbc.co.uk/indonesian/index.xml</li>
<li> http://feeds.bbc.co.uk/indonesian/sports/index.xml</li>
<li> http://feeds.bbc.co.uk/indonesian/indepth/index.xml</li>
<li> http://feeds.bbc.co.uk/indonesian/forum/index.xml</li>
<li> http://feeds.bbc.co.uk/indonesian/letterfromlondon/index.xml</li>
<li> http://feeds.bbc.co.uk/indonesian/learningenglish/index.xml</li>
<li> dan untuk aturan pemakaiannya baca Term of Service dii <a href="http://www.bbc.co.uk/indonesian/institutional/rss.shtml">http://www.bbc.co.uk/indonesian/institutional/rss.shtml</a></li>
</ol><strong>MetroTV</strong><br />
<strong>http://www.metrotvnews.com/rss/berita.asp</strong><br />
<strong>TV One</strong><br />
<ol><li>http://www.tvone.co.id/rss/news/1/Terkini</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/1-5/Internasional</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/1-4/Nasional</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/1-2/Politik</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/1-9/Hukum</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/1-3/Bisnis</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/105/kabar_petang</li>
<li>http://www.tvone.co.id/rss/news/101/kabar_15</li>
</ol><strong>Media Ind Aktual</strong><br />
http://www.media-indonesia.com/rss/aktual.asp<br />
Media Ind Cetak<br />
http://www.media-indonesia.com/rss/cetak.asp<br />
<strong>CHIPS Mags</strong><br />
<ul><li><strong>Home</strong></li>
<li>http://www.chip.co.id/index.php?option=com_rd_rss&id=2News</li>
<li><strong>News</strong></li>
<li>http://www.chip.co.id/index.php?option=com_rd_rss&id=3</li>
<li> HW</li>
<li> http://www.chip.co.id/index.php?option=com_rd_rss&id=4</li>
<li> SW</li>
<li> http://www.chip.co.id/index.php?option=com_rd_rss&id=5</li>
<li> <strong>TIPS</strong></li>
<li>http://www.chip.co.id/index.php?option=com_rd_rss&id=6SDA Asia</li>
<li> http://www.sda-indo.com/sda/psecom</li>
</ul><strong>CNET Asia</strong><br />
<ul><li> <strong>All product review top 10 :</strong></li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_10.htm</li>
<li> <strong>All product review top 5 :</strong></li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_5.htm</li>
<li> <strong>Mobilephone and handhelp device</strong>:</li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_hp_hh.htm</li>
<li> Digital Music and Entertainment Device :</li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_pav.htm</li>
<li> Home Entertainment :</li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_home_av.htm</li>
<li> Digital Camera :</li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_dc.htm</li>
<li> Notebook :</li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_notebook.htm</li>
<li> PC and Accessories :</li>
<li> http://asia.cnet.com/feeds/rss/latest_reviews_desktop_printer.htm</li>
</ul><strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
Untuk website yang isinya kumpulan RSS yang cukup menarik dapat diklik di <a href="http://wartablog.com/">http://wartablog.com</a>.<br />
Kalau ingin memanage RSS Feed sendiri bisa menggunakan Google Reader di <a href="http://www.google.com/reader">http://www.google.com/reader</a> cukup menarik disimak, sehingga kalau hanya ingin tahu berita-berita baik dalam dan luar negeri bisa menambahkan RSS FEED yang terkait.<strong> </strong><br />
<strong>II. Teknik Memasang RSS Berita Di Blog WordPress</strong><br />
<div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">RSS atau RDF Site Summary adalah suatu aplikasi XML (Extensible Markup Language) mengikut tahap spesifikasi W3Schools . Ia merupakan suatu format sindikasi berita dan digunakan sebagai agen untuk mendapatkan berita atau data secara atas talian daripada halaman web yang menyokong aplikasi ini.</div><div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Singkatnya dengan menggunakan aplikasi ini kita dapat berlangganan berita dari situs-situs seperti detik.com, Okezone, dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Di wordpress, kita dapat membuat rss dengan mudah, contohnya terlihat seperti pada gambar dibawah ini.</div><strong>Langkah-langkahnya sebagai berikut :</strong><br />
<ol><li>Masuk ke dashboard wordpress anda, klik <strong>Tampilan</strong> > <strong>Widget</strong>.</li>
<li>Pilih Widget <strong>RSS</strong> dan tarik ke kolom sisi wordpress anda</li>
<li>Dibawah tulisan “<strong>Masukkan URL umpan RSS tersebut di sini:</strong>“ dari widget <strong>RSS</strong>, masukkan umpan RSS misalnya <strong>http://www.kompas.com/getrss/sains </strong>untuk berita dari Kompas.</li>
</ol><strong> </strong><br />
Di kolom <strong>“Widget yang Tersedia”</strong> cari <strong>RSS</strong> klik <strong>tambah</strong><br />
<div style="text-align: center;"><a href="http://educrazy.wordpress.com/?attachment_id=4830" rel="attachment wp-att-4830"><img alt="scc rss" class="aligncenter" height="281" src="http://62.0.5.134/solocybercity.files.wordpress.com/2009/02/1rss4.jpg?w=255&h=281&h=281" title="scc rss" width="255" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://educrazy.wordpress.com/?attachment_id=4826" rel="attachment wp-att-4826"><img alt="scc" class="aligncenter" height="100" src="http://62.0.5.134/solocybercity.files.wordpress.com/2009/02/1rss21.jpg?w=213&h=100&h=100" title="scc" width="213" /></a></div><div style="text-align: center;"><img alt="solo cyber city pasang RSS" class="aligncenter" height="325" src="http://62.0.5.135/solocybercity.files.wordpress.com/2009/02/1rss12.jpg?w=438&h=325&h=325" title="solo cyber city pasang RSS" width="438" /></div>4. Klik simpan dan preview blog anda<br />
5. Jika ingin menambah RSS yang lain, kita tinggal menambahkan RSS lain dengan mengikuti langkah 2 dan 3.<br />
6. Selesai.<br />
<strong>III. Teknik Memasang RSS FEED Di Blogspot</strong><br />
<div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">RSS Adalah fungsi simpel dari isi web site yang memungkinkan kita membaca isi dari website tersebut tanpa membuka halaman website tersebut. Untuk membacanya kita hanya memerlukan alamat RSS Suatu website atau blog dan kita mendaftarkan alamat rss atau feed tersebut dalam rss reeder.</div><div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Di Blogger tersedia Gadget rss reader dimana kita tinggal memasukkan alamat RSS dan isi situs atau blog tersebut akan tampil dihalaman blog kita.</div>Cara memasangnya adalah :<br />
1. Buka Layout blogger kita, dan klik <em>add a Gadget</em> di lokasi yang kita inginkan.<br />
<a href="http://uploads.bizhat.com/view/393052" target="_blank"><img alt="" border="0" src="http://62.0.5.133/s7.uploads.bizhat.com/e430104a/rss1.JPG_1.jpg" /></a><br />
2. Akan tampil halamam baru dan kita pilih <em>FEED(Add content from an RSS or Atom feed to your blog.)</em><br />
<a href="http://uploads.bizhat.com/view/393054" target="_blank"><img alt="" border="0" src="http://62.0.5.133/s7.uploads.bizhat.com/e430104a/rss2.JPG_1.jpg" /></a><br />
3. Kita masukkan alamat RSS Situs atau blog yang telah kita pilih untuk ditampilkan di blog kita. Kemudian klik <em>Continue</em>.<br />
<a href="http://uploads.bizhat.com/view/393055" target="_blank"><img alt="" border="0" src="http://62.0.5.136/s7.uploads.bizhat.com/e430104a/rss3.JPG_1.jpg" /></a><br />
4. Pilih Options yang kita inginkan, <em>Save</em>.<br />
<a href="http://uploads.bizhat.com/view/393056" target="_blank"><img alt="" border="0" src="http://62.0.5.136/s7.uploads.bizhat.com/e430104a/rss4.JPG_1.jpg" /></a><br />
5. Selesai, Lima dari judul posting/berita dari RSS FEED tampil dihalaman Blog.<br />
<a href="http://uploads.bizhat.com/view/393058" target="_blank"><img alt="" border="0" src="http://62.0.5.133/s7.uploads.bizhat.com/e430104a/rss6.JPG" /></a><br />
<div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tidak semua situs berita membolehkan kita memasang RSS Feed di blog kita jadi sebelum memasangnya ada baiknya kita membaca Term of Service nya terlebih dahulu.</div><div style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kita juga bisa memasang RSS Feed blog teman kita. Lihat alamatnya dibagian bawah posting ada tulisan Subscribe to: Posts (Atom), Klik kanan dan Copy Shortcut dan pastekan seperti cara di atas. Contohnya alamat RSS Feed Blog ini http://educrazy.wordpress.com/feed</div>Sumber: Dari berbagai sumber<br />
</div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-75227448691709435782010-11-19T01:59:00.000-08:002010-11-19T01:59:00.043-08:00Pasang Kode HTML di Wordpress<div align="justify"> <span class="awal">M</span>enilik dari beberapa pertanyaan yang muncul balakangan ini baik melalui shoutbox ataupun melalui kotak komentar, rupanya tak hanya sobat yang membuat blog di <a href="http://www.blogger.com/" target="_blank">blogger.com</a> saja yang berkunjung ke blog ini akan tetapi ada juga para pengguna blog yang menggunakan layanan dari <a href="http://wordpress.com/" target="_blank">wordpress</a>. Sebenarnya bukannya saya pelit untuk berbagi pengetahuan seputar wordpress, akan tetapi ilmu saya terlalu dangkal apabila berbicara mengenai wordpress sehingga tidak ada yang bisa di sampaikan. Sepertinya harus banyak belajar nih mengenai wordpress, do'akan ya mudah-mudahan dalam beberapa bulan mendatang saya akan bisa membuat tutorial seputar blog yang memakai layanan wordpress. <div class="fullpost"> <br />
<br />
Mungkin bagi sobat yang sering membaca tutorial yang saya tulis acapkali menemukan tutorial berupa pemasangan kode-kode HTML ataupun berupa Javascript. Apabila timbul pertanyaan apakah di wordpress bisa juga di pasang kode/script tersebut? sepengetahuan saya bahwa pada layanan wordpress yang tidak berbayar alias gratis tidak diperkenankan memasang <b>Javascript</b>, akan tetapi lain halnya dengan layanan yang berbayar tentu itu lain soal, sobat bisa memasukan apa saja terserah sobat. Kemudian bagaimana nasibnya dengan kode HTML apakah bisa di pasang di wordpress? nah jika untuk kode HTML masih diperbolehkan untuk dipasang, jadi apabila ada tutorial saya yang memakai hanya berupa kode HTML maka masih bisa untuk di pasang di wordpress. <br />
<br />
Berangkat dari alasan diatas, maka pada kesempatan ini saya akan coba untuk mengulas tentang cara pemasangan kode HTML yang akan di simpan di sidebar blognya wordpress. Agar lebih terfokus, maka akan saya ambil contoh pemasangan kode tuker link. Untuk kode tuker link pernah saya ulas <a href="http://kolom-tutorial.blogspot.com/2007/07/pasang-kode-tuker-link.html" target="_blank">di sini !</a> sebagai contoh : kode HTML untuk tuker link yang akan di pasang seperti ini : <br />
<br />
<code> <span style="color: red;"> Link to us, we did link you back : <br />
<br/><br/><br />
<img src="http://i162.photobucket.com/albums/t253/rohman24/kolomtutorial.gif" border="0" alt="Kolom blog tutorial "><br />
<br/><br/><br />
<textarea name="code" rows="6" cols="20"><br />
<a href="http://amen24.wordpress.com" target="_blank"><br />
<img src="http://i162.photobucket.com/albums/t253/rohman24/kolomtutorial.gif" border="0" alt="Kolom blog tutorial "></a><br />
</textarea> </span> </code> <br />
<br />
Dan yang akan tampil misalnya seperti ini : <br />
<br />
Link to us, we did link you back : <br />
<br />
<img alt="Kolom blog tutorial " border="0" src="http://i162.photobucket.com/albums/t253/rohman24/kolomtutorial.gif" /> <br />
<br />
<textarea cols="20" name="code" rows="6"><a href="http://amen24.wordpress.com" target="_blank"> <img src="http://i162.photobucket.com/albums/t253/rohman24/kolomtutorial.gif" border="0" alt="Kolom blog tutorial "></a> </textarea> <br />
<br />
<br />
Untuk cara pemasangannya sobat bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini dengan asumsi sobat memilih yang dengan bahasa indonesia : <br />
<br />
<li>Silahkan login di <b><a href="http://wordpress.com/wp-login.php" target="_blank">wordpress</a></b> atau klik saja <a href="http://wordpress.com/wp-login.php" target="_blank">di sini !</a> </li><br />
<br />
<br />
<li>Klik menu <b>My dashboard</b>.</li><br />
<br />
<br />
<li>Klik menu <b>widget</b>.</li><br />
<br />
<br />
<li>Akan tampil kolom sidebar, misal seperti ini (punya dua kolom sidebar).</li><br />
<br />
<br />
<br />
<img src="http://amen24.googlepages.com/gambar1.gif" width="505" /> <br />
<br />
<br />
<li>Pindah widget <b>teks</b> yang ada kolom widget ke kolom sidebar, bisa ke kolom sisi 1 atau ke kolom sisi 2, caranya yaitu klik pada widget <b>teks</b> kemudian tahan, lalu pindahkan ke kolom sidebar ( di drag & drop), lihat contoh gambarnya seperti ini :</li><br />
<br />
<br />
<br />
<img src="http://amen24.googlepages.com/gambar2.gif" width="505" /> <br />
<br />
<br />
<li>Saya ambil contoh widget teks di masukan pada kolom sisi 1, gambarnya akan seperti ini :</li><br />
<br />
<br />
<img src="http://amen24.googlepages.com/gambar3.gif" /> <br />
<br />
<br />
<li>Untuk mengisi widget tersebut dengan kode HTML, klik pada icon untuk edit yang berada pada widget teks, contoh gambarnya seperti ini :</li><br />
<br />
<br />
<img src="http://amen24.googlepages.com/gambar4.gif" /> <br />
<br />
<br />
<li>Akan tampak kolom kosong, kemudian masukan kode tukeran link yang seperti contoh di atas :</li><br />
<br />
<br />
<img src="http://amen24.googlepages.com/gambar5.gif" width="505" /> <br />
<br />
<br />
<li>Setelah kode HTML di pasang, tutuplah kolom yang muncul tadi dengan menekan tanda X (close)</li><br />
<br />
<br />
<li>Klik tombol <b>Simpan Perubahan</b></li><br />
<br />
<br />
<li>Lihat hasil yang baru di buat dengan menekan link <b>Lihat Situs</b> yang ada di bagian atas monitor</li><br />
<br />
<br />
<li>Selesai.</li><br />
<br />
<br />
<br />
Bagaimana berhasilkah? mudah-mudahan tutorial mengenai wordpress kali ini dapat bermanfaat bagi sobat semua khususnya para pengguna layanan dari wordpress. <br />
<br />
Salam ngeblog ! </div></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-19034349121339686402010-11-19T01:40:00.000-08:002010-11-19T01:40:25.791-08:00Mengenal perintah IFRAME<div align="justify"> <span class="awal">U</span>ntuk tutorial kali ini saya ingin sedikit mengulas tentang salah satu fungsi kode HTML yakni perintah <b><iframe></b>. Dengan perintah iframe kita dapat menampilkan isi dari situs ataupun blog milik orang lain pada blog milik kita, namun walaupun demikian kita tidak boleh sembarangan tentunya harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemilik blog yang ingin di tampilkan. <div class="fullpost"> Perintah dasar dari iframe adalah sebagai berikut : <br />
<br />
<code> <span style="color: red;"> <iframe> .... isi dari iframe .... </iframe> </span> </code> <br />
<br />
Beberapa atribut yang sering di pasang dalam iframe adalah : <br />
<br />
ALIGN="left/right" --> Untuk mengatur posisi iframe <br />
<br />
WIDTH="lebar" -->: Mengatur lebar IFRAME dalam pixel atau persen <br />
<br />
HEIGHT="tinggi" --> Untuk mengatur tinggi dari iframe dalam pixel atau persen <br />
<br />
FRAMEBORDER="garis pembatas" --> Untuk memberi garis pembatas <br />
<br />
SCROLLING="auto/yes/no" --> Untuk memberi atau tidak memberi scrolling pada iframe <br />
<br />
SRC="url yg ingin di tampilkan" --> alamat sumber yang ingin di tampilkan pada iframe <br />
<br />
Agar lebih mudah untuk di fahami, maka saya akan memberikan dua contoh dari fungsi perintah iframe. Misalkan alamat sumber yang ingin saya tampilkan adalah isi dari blog saya yang lain yang beralamat di <b>http://unique-r1-8.blogspot.com/</b>, lebar yang ingin saya gunakan adalah sebesar 500 pixel, dan tinggi sebesar 300 pixel. <br />
<br />
<li>IFRAME yang tidak mempunyai garis pembatas dan tidak mempunyai fasilitas scrolling</li><br />
<br />
<br />
contoh kode yang di pasang seperti ini : <br />
<br />
<div align="left"> <code> <span style="color: blue;"> <iframe align="left" frameborder="0" src="http://unique-r1-8.blogspot.com/" width="500" height="300" scrolling="no"> </iframe> </span> </code> </div><br />
<br />
hasilnya seperti ini : <br />
<br />
<iframe align="left" frameborder="0" height="300" scrolling="no" src="http://unique-r1-8.blogspot.com/" width="500"> </iframe> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<li>IFRAME yang mempunyai garis pembatas dan mempunyai fasilitas scrolling</li><br />
<br />
<br />
contoh kode yang di pasang seperti ini : <br />
<br />
<div align="left"> <code> <span style="color: blue;"> <iframe align="left" frameborder="10" src="http://unique-r1-8.blogspot.com/" width="500" height="300" scrolling="auto"> </iframe> </span> </code> </div><br />
<br />
hasilnya seperti ini : <br />
<br />
<iframe align="left" frameborder="10" height="300" scrolling="auto" src="http://unique-r1-8.blogspot.com/" width="500"> </iframe> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Bagaimana sobat, tentunya dengan iframe kita dapat mengintip isi dari blog milik orang lain pada blog milik kita. Akan tetapi jangan lupa untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya apabila tidak ingin kena damprat sang pemilik blog. <br />
<br />
selamat bereksperimen ! </div></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-8250077485817464112010-11-17T03:13:00.001-08:002010-11-17T03:13:26.345-08:00Banda Island<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 720px;"><tbody>
<tr><td align="left" height="400" valign="top" width="220"><img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/fort.jpg" width="200" /><br />
<br />
<img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/bust.jpg" width="200" /><br />
<br />
<img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/cloves-drying.jpg" width="200" /><br />
<br />
<img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/run-view-beach.jpg" width="200" /></td><td align="left" valign="top" width="500"><h1 class="style10" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Banda History</span></h1><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">The intrigue of the Banda Archipelago lies not just below the surface. The sense of history found in Banda is exhilarating, it is in the heart of the islands and the adventurous few who bravely embark on a rare expedition to the region will be rewarded with a trip of a lifetime. It was not always the case that explorers arrived in these waters with peace on their minds. Countless relics lay scattered across the islands, serving as reminders of the days when Banda was once a valuable commodity, one whose fruits were worth fighting to rule.</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Periods of Portuguese, Dutch and British control left their mark on Banda, the main example of such instantly recognised as Fort Belgica, commanding the hill over looking the town. Cannons lay scattered about the idyllic streets and a Dutch Palace, traditional jail and the island museum, filled with artefacts discovered over the centuries, wait for exploration. A walk amongst the local markets, brimming with spices and the day’s fresh catch, allows visitors to experience the local community existence, largely unchanged for centuries.</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 class="style3 style11" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">The Original Spice Islands</span></h2><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Spices, more specifically Nutmeg, Mace and Cloves were the assets which elevated the Banda islands to the most valuable real estate in the world. Spice traders from across the globe set out in search of the original Spice Islands, in the hope of returning home with a cargo of the exotic riches. Nutmeg and Mace were valuable due to their well known preservative and medicinal qualities. With the bubonic plague rife in Europe, any supposed cure had incredible demand; and indeed nutmeg was thought to be a cure for the Black Death. The secondary spice of nutmeg production, the vibrant red mace, was also believed to hold medicinal powers secretly sought by gentlemen folk of the time.</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">In the rare event that merchants made the journey successfully, the rewards were significant and the traders grew rich beyond their dreams. The resulting colonial residences and palaces that were erected in Banda are still standing, waiting to be explored.</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">By diving Banda with Spice Island Divers, there is always enough time to explore the topside culture and historical delights of the region.</span></div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</div></td></tr>
</tbody></table>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-84691398864465685192010-11-17T03:10:00.000-08:002010-11-17T03:10:46.762-08:00Diving Banda<div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 720px;"><tbody>
<tr><td align="left" height="20" valign="top" width="720"> </td></tr>
</tbody></table></div><div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 720px;"><tbody>
<tr><td align="left" height="400" valign="top" width="220"><img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/kid-nutmeg.jpg" width="200" /><br />
<br />
<img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/chromis-coral.jpg" width="200" /><br />
<br />
<img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/mandarin.jpg" width="200" /><br />
<br />
<img height="133" src="http://www.divingbanda.com/images/text-photos/api-sky.jpg" width="200" /><br />
</td><td align="left" valign="top" width="500"><h1 class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Diving Banda; Dive Banda with Spice Island Divers</h1><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Spice Island Divers is the only land based dive centre diving Banda. Owned and operated by a multinational management team, the operation prides itself on service and professionalism, despite the remote location of the facility.</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><br />
</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Banda has long been thought a destination only to be visited with liveaboard dive vessels, whose limited itineraries curtail the length of time which can be spent in the Banda islands. Land based diving in Banda allows divers to enjoy more flexible dive experiences, with more time to dive the plethora of sites within Banda's huge natural harbour and also to join excursions to the outer islands in the region.</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><br />
</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">The islands nestle in the Banda Sea, Eastern Indonesia, reached through the central hub of Maluku, Ambon City. The archipelago of Banda is made up of seven main islands, these being Banda Neira, Lonthor, Gunung Api, Pulau Pisang, Hatta, Ai and Run . </div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><br />
</div><h2 class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Diving & Exploring</h2><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Spice Island Divers, a partner of Maluku Divers in Ambon, presents divers with the chance to explore the underwater delights of Banda, whilst offering extended time for exploration of the fascinating town.</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><br />
</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">The Banda Islands are amongst the most unique destinations in the world. The intrigue surrounding the history and culture of the region is mirrored in the underwater experiences too, with amazing variety of dive sites all easily accessible from Spice Island Divers dive centre.</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><br />
</div><div class="style3" style="font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Spice Island Divers offers the opportunity for divers to enjoy the topside and diving delights of a region which has for years remained remote and inaccessible. Dive Banda, the most abundant waters in Indonesia, with the only land based dive centre operating in the region – Spice Island Divers.</div></td></tr>
</tbody></table></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-84669519815285027562010-11-17T03:07:00.000-08:002010-11-17T03:07:17.588-08:00NAMA MARGA SUKU MALUKU<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"></span><br />
<div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Daftar di bawah ini memuat beberapa marga Ambon.</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">A</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Abednego, Abel, Abaroea atau Abarua, Abraham, Abrahams, Abrahamsz, Acher, Ademiar, Adeo, Adjahary, Adolf, Adonis, Adrian, Adrianz, Adrians, Adriaansz, Adrianus, Adtjas, Afaratu, Afdan, Afflu, Afitu, Aghogo, Agudjir, Agustinus, Agustis, Agustyen, Ahab, Ahad, Ahar, Ahiyate, Ahlaro, Ahnary, Ahudora, Ahver, Aihery, Ailerbitu, Ailerkora, Ainoli, Aipassa, Airory, Aitonam, Akasian, Akbar, Akel, Akerina, Akiaar, Akiari, Akiary, Akihary, Akipu, Aklafin, Akohillo, Akollo, Akse, Aktalora, Akyuwen (baca:Akiwen), Alain, Alakaman, Alamon, Alaslan, Alatubir, Alberthus, Albram, Alexander, Alfanay, Alfaris, Alfons, Alicaris, Aliputty, Alkatiri, Alkoteri, Allo, Aloon (baca:Alon), Alopy, Aloumoly, Alputila, Alvarisi, Alviaro, Alwen, Alwer, Alwy, Alyeru, Alyona, Amahoru, Amamaran, Aman, Amahorseya, Amanapunyo, Amaral, Amarduan, Ambar, Amergebi, Ameth, Amorhosea, Amos, Ambrosilla, Amunnopunjo, Amuntoda, Anakotta, Anakotapary, Anamova, Anas, Andea, Andies, Andres, Andrias, Andries, Angelbert, Angels, Angganois, Anggoda, Angkotta, Angkotamony (baca:Angkotamoni), Angkotasan, Angky, Angwarmase, Aninjola, Ansora, Anthonio, Anthony, Antormase, Apalem, Apalen, Apanath, Apang, Apitula, Apituley, Aponno, Apopits, Aprian, Aramuda, Araben, Arbol, Arends, Areros, Argueble, Aries, Aristarkus, Arjesam, Armando, Arnes, Arlooy (baca:Arloy), Aronds, Aropa, Aroran, Artafella, Arts, Arun, Asbay, Aschab, Asohorty, Asry, Assel, Astan, Asthenu, Aswaly, Asyeram, Atapary, Atbar, Atiby, Atihuta, Attamimi, Aucheyeny, Augustyn, Aunalal, Auratu, Aurima, Aurmartin, Awear,Awirano,Ayal, Ayawaila, Ayhery, Ayhuan, Ayuba,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">B</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Bachta, Bacory, Badelwair, Badmas, Baersady, Bager, Bahrid, Bairatnissa, Bairo, Bakarbessy, Bakker, Bakridi, Ballan, Bally, Balryan, Balsala, Balthazar, Balvid, Bamatrao, Bämfer, Baora, Baragain, Baransano, Barendz, Bareto, Barfeny, Barger, Barkeij, Barlola, Barloy, Barmella, Barons, Barry, Bartolomeus, Barutressy, Basafin, Basalamah, Basry, Basteirn, Bastian, Batceran, Batcori, Batdjedelik, Batfeny, Batfian, Batfin, Batfyor, Batho, Batidas, Batlajery, Batlyel, Batlyeware, Batserin, Batsira, Batsyory, Battisina, Batto, Batuwael, Batwael, Batyefwal, Bauwens, Bazari, Bazergan, Beay, Beffers, Belay, Belder, Belegur, Belen, Beljaky, Beljeur, Belmin, Belnard, Belseran, Belson, Belwain, Benlas, Benamen, Benedijk, Benjamin, Benson, Bento, Benyernakor, Berhitoe atau Berhitu, Bernadus, Bernhard, Bernard, Bernts, Bersaby, Bersalei, Beruat, Besan, Betaubun, Betoky, Bianchi, Biet, Bille, Binbaso, Binnendijk, Binsye, Birahy, Blijlevens, Blukora, Bochi, Boften, Boger, Boina, Boinsera, Boky, Bolisara, Bonara, Bonsalya, Boogart, Borges, Borlak, Bormassa, Borrel, Borolla, Borut, Bosko, Bothmir, Botter, Breekland, Bremeer, Bria, Bruhns, Bruigom, Buano, Buarlely, Builder, Buiswarin, Bukop, Buloglatna, Buloroy, Bunjanan, Burnama, Bwariat, Bwarnirum,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">C</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Callahan, Calvari, Camerling, Capobianco, Carelsz, Carliano, Carolus, Castera, Castillo, Cecene, Chakenota, Cheiongers, Chello, Chera, Chostantinus, Chrisaldo, Christabel, Christen, Christiaan, Christo, Christoffel, Cie, Cobis, Coendraad, Cohen, Collins, Cols, Comul, Conoras, Consina, Corputty, Corneille, Cornelis, Correia, Courbois, Cramer, Crola, Cuana,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">D</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">da Costa, da Queljoe (atau de Quelju), Dahoklory, Damava, Dandel, Daniel, Daniels, Darany, Dario, Dasfordate, Dasletty, Dasmasela, Dasola, da Silva, da Sousa, Dates, David, Davidz, Dawan, Day, Dayera, Deay, de Barrito, de Bell, de Boer, de Bree, de Brund, de Eng, de Elie, de Feniks, de Flart, Defnada, de Fretes, de Gier, de Graaf, de Haas, de Haart, de Houtman, de Jong (atau de Yong), de Kates, de Keyzer, de Klerek, de Kleric, de Kooc, de Kock, de Kroes, de Leeuw, Delfiga, de Lima, Delly, de Lopez, de Lozari, Demny, den Brave, Denwaklera, Deo, de Powes, Deraukin, Deres, Derhaag, Deriksen, Derikson, Derlauw, Derlen, Derman, de Rooij atau de rooy, de Rozary, de Silo, de Sily, de Sirat, de Soysa, Devenubun, de Vette, Devo, de Vreede, de Wanna, Diasz (atau Dias), Diaas, Diaz, Dikroes, Dilear, Dileer, Diller, Dirk, Dirklalean, Dirksz, Disera, Dagang, Djafry, Djakaria, Djamdjik, Djelagay, Djelau, Djervui, Djermor, Djerol, Djetul, Djibrael, Djilarpoin, Djonler, do Andres, Dobred, Dohasair, Dolhalewan, Domingus, Domlay, Dobbert, Dobertd, Dolaitery, Dolita, Dolkapi, Dolwoy, Dominggos, Dompeipen, Dopiando, Doppert, Doren, Dorseis, dos Santos, Doter, Dousee, Drachman, Drees, Drimol, Drost, Duarmas, Dula, Dumgair, Duparlira, Dwicaprie,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">E</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Edberth, Edward, Effelewn, Efluar, Efraim, Efruan, Egberth, Eideul, Eirumkuy, Eiwury, El, Elake, Elaury, Eleujaan, Eleuwarin, Elier, Elmas, Elanor, Elath, Eliesen, Elkel, Elle, Ellias, Elfarin, Elminero, Elpis, Elsiba, Elsoin, Eluwart, Elte, Elwarin, Ely, Elyaan, Embisa, Emola, Empra, Emray, Engel, England, Engro, Enrico, Entamoin, Enos, Entero, Enus, Eoch, Erbabley, Eremerd, Erlely, Ernas, Eropley, Ersaprosy, Erwanno, Esomar, Esrev, Esserey, Essy, Etiory, Etrial, Ette, Etwiory, Eugara, Evaay, Evamutan, Evert, Ewaldo, Eyale, Ezauw,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">F</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Fader, Fadersair, Fador, Faifet, Falaici, Falauf, Falera, Falermury, Falikres, Fallen, Famas, Famney, Fanbrene, Fanlay, Fangohoy, Farjala, Farly, Farsin, Fasse, Fatbinan, Fatfora, Fatlalona, Fatlira, Fatrua, Fatsey, Fauth, Febby, Febesal, Felay, Feldbrugge, Felndity, Feninlambir, Fenjalang, Fenlop, Fenyapwain, Feoh, Fer, Ferlin, Ferdinandus, Fernandes, Fernando, Fernayan, Fesanrey, Fianberi, Fifaona, Fillips, Filmort, Firanty, Firley, Firloy, Fitron, Fiumdity, Flohr, Flontin, Flora, Floris, Flory, Fofid, Fol, Foor, Foraly, Forfan, Forinti, Formes, Forwet, Fower, Frabes, Franciz, Frandescolli, Frans, Franciscus, Franssisco, Fransz, Frare, Freely, Froim, Fuarisin, Fuller, Fursima, Futraun, Futural, Futuray</span></div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">G</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Gabriel, Gaflomi, Gahetto, Gahinsa, Gaite, Gaitian, Gamar, Gamgenora, Ganay, Ganobal, Ganza, Garbim, Gardjalay, Gardjey, Garium, Garlay, Garlora, Garpenassy, Garsiana, Gasko, Gasper, Gaspersz, Gelagoy, Gelfara, Genno, George, Geraldi, Geresi, Geslauw, Ghosaloi, Gigengack, Gill, Gisberthus, Geassa, Geers, Gerrits, Gerson, Giay, Gilbert, Gimon, Ginzel, Giop, Giovani, Givano, Gobay, Godlieb, Goeslaw, Gogerino, Gohir, Goin, Golf, Golle, Golorem, Gomes, Gommies (atau Gommis), Gordan, Gorfan, Gonimasela, Gonsalves, Gonzales, Gosain, Gosem, Gosjen, Goszal, Goteris, Goulaf, Granada, Grasselly, Grisel, Grobbe, Gudam, Gurgurem, Gurium, Gwedjor,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">H</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Habel, Habibu (atau Habibuw), Hadler, Hahijary, Haikutty, Hair, Hahury, Hakamuly, Hakapaä, Halapiry, Halawane, Halawet, Halirat, Hallatu, Haliwela, Hallauw, Halos, Haluly, Haluna, Haluruk, Hambaly, Hameda, Hammar, Han, Hanavi, Hanegraaf, Hanorsian, Haprekkunarey, Haratilu, Harbel, Haris, Harlen, Harmen, Harmusial, Harnia, Hartala, Hartety, Hartsteen, Hasbers, Haspers, Hassanussy, Hatalaibessy, Hatane, Hataul, Hatharua, Hathelhela, Hatlessy, Hattu (atau Hatu), Hatuina, Hatuleli, Hatuluayo, Hatumessen, Hatuopar, Hatusupy, Hatusupit, Haulussy, Haumahu, Haumalaha, Haumase, Haurissa, Hauwert, Havelaar, Havterheus, Hawaä, Hayat, Hayer, Hayon, Helaha, Hehalatu, Hehakaya, Hehalissa, Hehamahua, Hehamoni, Hehanussa (atau Hehanusa), Hehareuw, Heharu, Heideman, Heikoop, Heipary, Helaha, Heldernisse, Helermuri, Heleryoka, Helewend, Heljanan, Helma, Helnia, Helola, Heluth, Helwed, Helweldery, Hemar, Hemas, Henamony, Henaulu, Hendrick, Hendriks, Hendriksz, Hendrikus, Hendry, Hengkessa, Hengst, Hengtz, Henriques, Herekly, Heremkuy, Herin, Heriola, Herling, Herluly, Herman, Hermanus, Hermarna, Hermeling, Hernauw, Herpiou, Herus, Hetharie, Hetharia, Hetharion, Hetharua, Hetiahubessy (atau Hitahubessy), Heumasse, Heumassy, Heuvelman, Heyer, Hgairtety, Hiariej, Hilaul, Hiteler, Hitalessy, Hitijahubessy (atau Hetiahubessy), Hitipeuw, Hitrihon, Hitiyambessy, Hitto, Hilaul, Hiskia, Hitalesiakwany, Hitirissa, Hiulruur, Hiwy, Hlacronarey, Hoamoal, Hoffmeester, Hogendorp, Hokeyate, Hong, Holatila, Holika, Holle, Holthuisen, Homase, Hommy, Honorsian, Hoor, Horaszon, Hordembun, Horeyaam, Horhoruw, Horts, Horsael, Horsair, Horst, Horu, Hosea, Host, Huath, Hüffner, Huibers, Huik, Huily, Huka, Hukom, Hukunala, Hulkiawar, Hully, Huliselan, Huniake, Hunila, Huninhatu, Hunitetu, Hunsam, Hurasan, Hurlean, Hurry, Hursepuny, Hursina, Hursup, Hurwiora, Husen, Husein, Hutubessy, Hutuely, Huwaa, Huwae,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">I</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Ibkar, Ihalauw (atau Ihalahu), Ilella, Ilely, Ilery, Imasuly, Imea, Imkorle, Immink, Imoliana, Imsula, Imuly, Inanosa, Intopiana, Ipol, Irapanussa, Iraratu, Irkey, Iriley, Irloy, Irmuply, Isaac, Ishak, Iskiwar, Ismael, Isran, Istia, Italilpessy, Itamar, Itapaty, Itramury, Iwamony, Iwane, Iwar, Iyay, Iyon, Izaach, Izack,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">J</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Jacob, Jacobs, Jacobus, Jadera, Jaflaun, Jaftoran, Jahya, Jallo, Jamlean, Jalmav, Jamangun, Jambormias, Jamco, Jamrewav, Jamsaref, Jan, Jansay, Jansen, Janser, Janwarin, Jaolath, Jasso, Jeflely, Jekriel, Jellira, Jempormiasse, Jennia, Jerfatin, Jermias, Jeremias, Jesayas, Jethro, Jheo, Jimando, Jirlay, Jochems, Joel, Johan, Johands, Johansz, Johannes, Johannis, Joktimera, Jonain, Jonathan, Jones, Jooce, Joostensz, Joris, Joseph, Jotlely, Jozias, Juarsa, Julian, Julis, Jurben, Jurley, Justinus,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">K</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Kaary, Kabalessy, Kadmaer, Kadtabal, Kafroly, Kahaela, Kahyoru, Kaibobo, Kaidel, Kaihatu, Kaihena, Kailey, Kaillem, Kailola , Kailolo, Kaimahrela, Kainama, Kaipatty, Kaitjlapatay, Kaitjily, Kajihi, Kakerissa (atau Kakarissa), Kakiailatu, Kakiay, Kakihena, Kakesina, Kalabory, Kallaij, Kalqutny, Kamclane, Kamerkay, Kamsy, Kamuala, Kamukalawae, Kanaitang, Kanawa, Kannety, Kanony, Kapale, Kappuw, Kappy, Kapressy, Karafe, Karanelan, Karatem, Kareis, Karel, Karelaw, Karels, Karesina, Kariuw, Karmezach, Karolis, Karoni, Karspasina, Karsten, Kartensz, Karual, Karuna, Kary, Karyoma, Kasale, Kasamilale, Kasihiw, Kasihuw, Kasmanus, Kassirsz, Kassiuw, Kastanta, Kastanya, Kastella, Kasten, Kastera, Kastero, Kastra, Kasturian, Katayane, Katipana, Kay, Kaya, Kayadoe atau Kayadu, Kayapa, Kdise, Kedalil, Keddah, Kefbarin, Keikuhu, Keilalilota, Kelanit, Kelderak, Keliobas, Keljasa, Keljombar, Kelmaskov, Kelrey, Kelyaum, Kempa, Keppy, Karjapy, Kerthy, Keegel, Kerisoma, Kermite, Kerty, Kesaulya, Ketno, Keumasse, Key, Keyer, Kheral, Khoe, Khomaro, Khouw, Khongred, Khurnalla, Kifta, Kikalessy, Kilanresy, Kilbaren, Killay, Killy, Kilywe, Kilmas, Kipuw, Kirans, Kiriweno, Kiriwenno, Kirlelya, Kirwelak, Kisenrat, Kissia, Kivert, Klauw, Klavert, Klerock, Kloer, Klopfleisch, Knatmera, Kniesmeijer, Knyarilay, Knyarpilta, Kofit, Kohinsafun, Kohumarua, Kohunussa, Koimer, Koisine, Kok, Koknussa, Kolahatu, Kolahuwey, Kolakvera, Kolathena, Kolatveka, Kolelsy, Kolessy, Kolibunso, Kols, Komas, Komnaris, Komrey, Komsary, Konhud, Konoralma, Kooistra, Koraag, Koranelao, Korisen, Koritelu, Korlefura, Korlooy, Kormasella, Kornamne, Kornelis, Korsely, Kortefura, Kortman, Koryesin, Korytelu, Koslout, Kostantin, Kosten, Kotadiny, Kotalawa, Krestian, Kriekhoff, Krisop, Kromes, Kronenberg, Kruytzer, Kudmas, Kudusia, Kufla, Kuhuail, Kuhuparuw, Kuhuwael, Kuhurima, Kulit, Kumbansila, Kundre, Kursam, Kusapy, Kustely, Kuswara, Kuvla, Kuypers, Kwakernaak, Kwalomine, Kwanander, Kwarmona,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">L</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Laäle, Labalen, Labery, Labobar, Ladisary, Lafina, Lafuur, Lagraduay, Lahale, Lahallo, Laian, Laicerewy, Laidillona, Laikyer, Lailossa, Lailro, Laimesian, Laimeheriwa, Laimena, Laimera, Laimuslo, Lainata, Lainsamputty, Laisina, Laisouw, Laitera, Laiterkuhy, Laitety, Laitjatamu, Lakavin, Lakawael, Lakburlawar, Lakfo, Lakuteru, Lala'ar, Lalihitu, Lalopua, Lamany, Lamawitaq, Lambartir, Lambertus, Lamderts, Lameky, Lamera, Lamers, Lamere, Lamerkabel, Lampira, Lendisyem, Langer, Langoru, Lanith, Lanjkatyela, Laodendulukh, Lapia, Laplelo, Lappy, Laratmase, Larjela, Larjerau, Larmokas, Larope, Lartutul, Larser, Larsoba, Larwuy, Laryana, Lasaaly, Lasamahu, Lasano, Lasatira, Lasera, Lasiomina, Lassol, Latarissa, Latekay, Lattan, Latuael, Latuamury, Latuasan, Latuary, Latubadina, Latuconsina, Latue, Latuharhary, Latuheru, Latuhihin, Latuhamallo, Latuihamallo, Latukaisupy, Latukolam, Latukolan, Latuny, Latupella, Latul, Latulanit, Laturua, Latumaelissa, Latumaerissa, Latumahina, Latumairissa, Latumalea, Latumanuwey, Latumanuseite, Latumapina, Latumeten, Latupapua, Latupeirissa, Latupella, Latuperissa, Latupraja, Latuputty, Latusia, Lattu, Laturake, Laturette, Laturputih, Latus, Latusinay, Latutubaka, Latuconsina, Latusallo, Latuwael, Latusuay, Lauhvy, Laukon, Launuru, Laurika, Lausepa, Lausiry, Lauterboom, Lavina, Lavuy, Lawalata, Lawalatta, Lay, Layabar, Lealessy, Leasa, Leansamputty, Leanwoar, Learity, Leasa, Leasiwal, Leatemia, Leatomu, Lebelauw, Lefmurmuri, Lefta, Leften, Lefteuw, Lefuga, Lefumonay, Lefuray, Legajir, Leikawa, Leimeheriwa, Leitemia, Leihitu, Leimena, Leipary, Leirissa, Leisisel, Leiwakabesy, Leiwier, Leite, Leivitar, Lekahatu, Lekahena, Lekairua, Lekal, Lekalaet, Lekalisa, Lekan, Lekatompessy, Lekawael, Lekenila, Lekerupy, Lekiohapy, Lekiora, Lekipiouw, Lekransy, Leksair, Leksona, Lelapary, Leleulya, Leleury, Leliweary, Lelyemin, Lelsury, Lellortery, Lemosol, Lenahatu, Lendersz, Lendert, Lenna, Leohena, Leomuda, Leonadal, Leonard, Leonary, Leonlina, Lepertery, Lepith, Lermer, Lerrech, Lerrick, Lesbassa, Lesbatta, Lescona, Lesel, Lesiasel, Lesiela, Lesilolo, Lesimanuaya atau Lesimanuaja, Lesirollo, Lesnussa, Lesomar, Lesputty, Lessidi, Lessil, Lessiputty, Lessituny, Lessy, Lestaluhu, Lesteru, Lestuny, Lestussin, Leisubun, Letelay, Lethulur, Let-Lei, Let-Let, Letlora, Letsoin, Letty, Letwar, Letwory, Leuhena, Leuhery, Leulier, Leundra, Leunufna, Leunura, Leurima, Leuwol, Levi, Lewaherilla, Lewahopa, Lewankiky, Lewansorna, Lewantour, Lewaru, Leweheri, Lewenussa, Lewerissa, Lewery, Lewibaker, Lewier, Lewna, Lico, Lidiperu, Lieando, Lienatha, Liesay, Liklikwatil, Likumahua, Likumahwa, Liliefna, Liligoly, Lilihata, Lilihua, Lilipaly, Lilipory, Limaheluw, Limarloy, Limbers, Limehuwey, Limirubus, Limor, Linansera, Lindray, Linson, Liptey, Lipury, Lirrey, Lisaholeth, Lisapaly, Lisnario, Litaay, Litamahuputi, Litilohy, Litwart, Liufeto, Loby, Lobya, Lodarmase, Lodrigus, Lohy, Loilar, Loimalitna, Loimehiapy, Loirouw, Loisa, Loisoklay, Loiurro, Loka, Lokarleky, Lokollo, Lokra, Lolinwafan, Lomera, Lomesliden, Londer, Loomeyer, Lopes, Loppies, Lopuhaä, Lopulalan, Lopulissa, Lopumeten, Loran, Lorenzo, Lorwens, Losepta, Loswetar, Lotsepta, Lotusyera, Louhenapessy, Louhanapessy, Louhattu, Louhery, Louis, Loulolia, Loupatty, Loupias, Lourensz, Louth, Loutwaviokar, Louw, Lowaer, Loyra, Luamasse, Lucas, Ludimera, Lufkey, Luhukay, Luhulima, Lukmetiabla, Lukukay, Luis, Lukas, Lumalessil, Lumamuly, Lumanon, Lumatalale, Lumoly, Lumona, Lumuly, Lumyar, Lundberg, Lurika, Lusikooy, Lusnarnera, Lussy , Luther, Luturdas, Luturmas, Luturkey, Luturyaly.</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">M</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Maäda'el, Maäil, Maähury, Maälette, Maänary, Maäsuly, Maätita, Maätitahputih, Maätitawaer, Maätoke, Maäturwey, Machmara, Macora, Macsurella, Madelis, Madethen, Madrach, Madubun, Maelissa, Maerissa, Maghyn, Magista, Magistroy, Mahakena, Mahu, Mahubessy, Mahulete atau Mahulette, Mahupale, Mahwil, Maici, Maifor, Maigoda, Maiheuw, Maihoram, Maik, Mailera, Mailissa, Mailoa, Mailopuw, Mailuhu, Mainake, Mainasse, Mainasy, Maintor, Maipau, Mairera, Mairuhu, Maitha, Maitimu, Maituni, Makahinda, Makalew, Makalaypessy, Makarawe, Makasenda, Makatey, Makatita, Makeralo, Makewe, Makooy, Malagwar, Malaihollo, Malaka, Malakauseya, Malaluhon, Malawat, Malawau(w), Male, Malesi, Malinder, Malioy, Malirafin, Malirmasele, Malkus, Malloly, Mallur, Maloka, Maloky, Malonsilly, Manait, Manakane, Mancino, Mandalise, Mandessy, Mandry, Manduapessy, Mangar, Mangera, Mangidano, Manginsela, Manila, Manilet, Manintamahu, Manipa, Manina, Manlany, Mansilety, Mantauw, Manthol, Mantouw, Mantulameten, Manuel, Manuhuttu, Manufury, Manukelle, Manukiley, Manukily, Manupassa, Manuputti atau Manuputty, Manusama, Manusiwa, Maollo, Mapussa, Marantika, Marantha, Marasabessy, Marcus, Mardia, Mardjan, Marer, Mareray, Maressy, Maretray, Marian, Marguly, Marino, Marlay, Marolan, Marloune, Marlovolin, Maros, Marsela, Marthens, Maryanan, Marlissa, Marmusial, Maromon, Marthen, Marthinus, Marthius, Masado, Maruanaja atau Maruanaya, Marwa, Maryate, Masbait/Masbaitoeboen (baca: Masbaitubun), Masella, Masesua, Masiglat, Maspaitella, Masriat, Masrikat, Massen, Matahelumual, Matahurilla, Matakena, Matakupan, Matalatta, Matalatua, Matanassy, Matapere, Matatula, Matauseya, Metekohy,Materay, Matheis, Matheos, Matheus, Matinahoruw, Matitahmeten, Matimau, Matmey, Matinahoru, Matital, Matitaputty, Matloa, Matly, Matruthe, Matrutty, Mattale, Mattinahotuw, Matuahitimahu, Matualessy atau Matulessy, Matuanakotta, Matulty, Maturbongs, Matuwalatupauw, Matwear, Mauauth, Mauberg, Maudara, Mauhema, Maulanny, Maulias, Mauressy, Maurits, Maussa, Mautheis, Mauweng, Mawara, Mawetars, Mayahy, Mayano, Mayaut, Mayor, Meckel, Mehedila, Mehen, Mehiwarleky, Mehmorlay, Mehmory, Meifarth, Meikdely, Melaira, Meliezer, Melmambessy, Melsadalim, Melsasail, Melwaer, Mendes, Mendoza, Menora, Merdio, Merweer, Mesack, Mesdila, Mesliden, Mesloy, Messa, Metalmely, Metaloby, Metanleru, Metekohij, Metehelemual, Metiary-Lumalessil, Metiora, Metjikit, Metrian, Meturan, Meute, Meyano, Meyer, Mezack, Michael, Mina, Minaelt, Minaely, Mioch, Miog, Mirlauw, Miru, Moeri, Moers, Mofun, Moksen, Molana, Moll, Molle, Monaten, Mondjil, Moneay, Moniharapon, Monipola, Monny, Montefalcon, Mora, Mores, Morgan, Morios, Morsen, Moryaan, Mosez, Mosse, Mouren, Mouw, Mozes, Mual, Muges, Mularen, Mulder, Muller, Munster, Muriolkossu, Murjani, Musaad, Musila, Muskitta, Mustamu, Mustany, Mutlay, Muya, Musly,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">N</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Nafali, Naflery, Nahaklay, Nahumarusy, Nahumuri atau Nahumury (atau Tuanahumury), Nahusuly, Nahusona, Nahuway, Naihonam, Naim, Nampasnea, Namserna, Namuru, Nanariain, Nandisa, Nanlessy, Nanlohy, Nares, Naressy, Nanulaitta, Nanuru, Nanusella, Naraya, Narayaman, Narmo, Naroly, Narua, Naryemin, Nasela, Naskay, Nasrany, Natan, Natasian, Natjikit, Natlayer, Natten, Natro, Nauwe, Navan, Nettana, Nicolaas, Niker, Nitakessy, Nitalessy, Nelson, Nife, Nikodemus, Nindatu, Ninkeula, Nisaf, Nendissa, Nengkuela, Nengkuelya, Nererain, Nerwel, Neva, Neyte, Ngelyaratan, Ngabalin, Ngamel/Ngamelubun, Nifmaskossu, Nikijuluw (baca:Nikiyulu), Nirahua, Nisdoam, Nivaan, Nokpay, Norimarna, Norwens, Nova, Novira, Noya, Nugracia, Nuhuyanan, Nukuhehe, Nuniary, Nunlehu, Nunumete, Nuraha, Nurlatu, Nurlette, Nurtanio, Nurue, Nusaly, Nussy,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">O</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Octavians, Oersepuny, Ofan, Ohello, Ohoiledjaan, Ohoimar, Ohoiner, Ohoira, Ohoirenan, Ohoitavun, Ohoiwirin, Ohorella, Ohman, Oilira, Oita, Oktoseya, Oladasi, Olamando, Olczweski, Olinger, Oliver, Olivier, Oliviera, Olkteseja, Onaola, Onardo, Onarely, Onarloy, Ondy, Ongels, Ongkers, Onoly, Oosterhuis, Oppier atau Opir, Oraile, Oraplawal, Oraplean, Orindalim, Orno, Orun, Oryoin, Oshaer, Osleky, Ospara, Otmudy, Otta, Oudshoorn, Oybur,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">P</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Paaijs atau Paays, Pahar, Paija, Paihra, Pairhy, Pakaila, Pakaless, Pakkel, Pakniany, Palain, Palajo, Palapessy, Palpialy, Palencar, Palias, Palica, Palijama atau Palyama, Palijate, Palisoa, Palpia, Pamounda, Panjaito, Panpalares, Papilaya (atau Papilaja), Parera, Parety, Parewang, Pariama, Pariela, Parihala, Parinama, Parintah, Parinussa, Pariuri atau Pariury, Parjer, Paron, Parura, Pary, Pasalbessy, Pasanea, Paselima atau Passelima, Pasinau, Passa, Passal, Passau, Patawaria, Patehaduan, Pati, Patjanan, Patras, Patrouw, Pattalala, Pattawala, Patti, Pattianakota, Pattiapon, Pattiasina, Pattiata, Pattiiha, Pattihahuan, Pattiheuwean, Pattikairatu, Pattikawa, Pattileamonia, Pattileraonia, Pattileuw, Pattilouw, Pattimahu, Pattimaipauw, Pattimukay, Pattinama, Pattinasarani atau Pattinasarany atau Pattinaserany, Pattinaya, Pattinussa, Pattipawaej, Pattipeilohi atau Pattipeilohy atau Pattipilohy, Pattipeiluhu, Pattirajawane, Pattirousamal, Pattiruhu, Pattisahusiwa, Pattisamalo, Pattisapacoly, Pattiselanno, Pattiserliun, Pattisina, Pattisinay, Pattisia, Pattiwael, Pattiwaelapia atau Pattiwaellapia, Pattimura, Pattiusen, Pattotmen, Patty, Pattynama, Paturia, Paul, Paulain, Paulus, Paulusz, Paunno, Payara, Pay, Payer, Payessy, Pea atau Peea, Peca, Pehine, Peilouw, Peimahul, Peisina, Pelamonia, Pelapelapon, Pelapory, Pelasula, Pelaury, Peletimu, Pellata, Pellaupessy, Pello, Pelman, Pelmelay, Pelu, Pelupessy, Penny, Penu, Pentura, Pentury, Perdijk, Peres, Perez, Perklay, Perley, Perloy, Persulessy, Pertafun, Perulu, Peseletehahan, Pesireron, Pesiwarisa, Pesilette, Pessi atau Pessy, Pesoelima atau Pesulima, Pesurnay, Pesuwarissa, Peta atau Petta, Petrusz, Peuohaq, Peweloy, Phillips, Philippus, Pical, Picanussa, Picarima, Picasouw, Picauly atau Picaulima, Picauria, Piculima, Pieter atau Pieters, Pieterst, Pietersz, Pieris, Pieritsz, Pikason, Pinoa, Piris, Piries, Pirsouw, Pisarahu, Pitna, Pitoty, Pitries, Pocerattu, Pohirey, Pohwain, Poipessy, Pokar, Pokomasse, Pokrena, Polari, Polhaupessy, Pollatu, Polnaya, Polsiary, Polway, Polyn, Pomeo, Pony, Pooroe, Porce, Porfchy, Porkily, Porlary, Porloy, Pormes, Porsche, Porsiana, Porsisa, Porudara, Porulery, Porwaila, Porway, Postema, Postma, Potoruw, Prans, Pronk, Proprey, Prossy, Proym, Pulumahuny, Pupella, Purimahua, Putiheruw, Putirulan, Puttileihalat, Puttineta, Puttiray, Putuhena, Puturuhu, Puyamna, Pynuslan,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Q</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Que, Queljoe, Quezon,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">R</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Rachil, Radamussa, Radiena, Radjabaycolle, Radjawane, Rafael, Rafel, Rafupaira, Ragalomi, Rahabav, Rahabeat, Rahaded, Rahado, Rahael, Rahajan, Rahakbauw, Rahalob, Rahankey, Rahaor, Rahanra, Rahansikwer, Rahanten, Rahawarin, Rahayaän, Rahalus, Rahangier, Rahangmetan, Rahankuren, Rahansamar, Rahentus, Rahanwatty, Rainony, Raja Boean, Rajab, Rajawane, Ralahallo, Ralahalu, Rambers, Ramchic, Ramon, Ramschie, Ranguly, Raprap, Rarsina, Ratissa, Ratsehaka, Ratsina, Ratte, Ratuhalin, Ratukoten, Ratulohain, Raturomon, Ratuteher, Raude, Raviv, Rea, Reane, Reawaruw, Reasoa, Rebiltaban, Recy, Redonov, Reeyk, Reffialy, Refilely, Refilteman, Refualu, Refun, Refwalu, Regel, Rehatalanit, Rehatta, Rehiary, Reihara, Reilely, Reimas, Reinhard, Reinould, Reintjes, Reiper, Reitiwal, Reken, Relew, Relmasira, Remialy, Remkes, Remmona, Rendat, Ren-El, Renfan, Renfarak, Rengil, Rengirit, Renhoar, Renhoran, Renhuard, Reniban, Renleeuw, Renmaur, Renolat, Renoult, Rentor, Rentua, Renuf, Renuw, Renwer, Renwet, Renyaän, Rerebain, Reressy, Rerinne, Rering, Rery, Resbal, Residay, Resie, Resilowy, Resimery, Reslanut, Reslev, Resley, Resmol, Respessy, Ressel, Ressok, Restuny, Rettob, Reunussa, Revalo, Revo, Revualo, Rey, Reyk, Reyth, Rheebok, Ria, Riamlias, Ribock, Richard, Rici, Ridtjab, Rieuwpassa, Rihna, Rihulay, Rijoly, Rikiwelas, Rikumahu, Rirlherta, Rinsampessy, Riri, Riry, Ririasa, Ririhatuela, Ririhena, Ririmasse, Ririmasu, Riripoy, Riry, Rirsouw, Risahondua, Risakotta, Risamassu, Risamena, Risambessy, Risampessy, Risapori, Risreuw, Risteruw, Ritananuku, Ritawaemahu, Ritho, Ritiauw, Rivai, Riyanda, Road, Roberth, Robertho, Röder, Rodja, Rodriguez, Roffe, Roge, Roirelmasira, Rolas, Rolobessy, Romean, Romalaha, Rombaello, Romeon, Rommer, Romera, Rometna, Romhery, Romkeny, Romlioni, Romlus, Romode, Romohoira, Rompies, Romrainy, Romsery, Romumoij, Romtia, Romuty, Roos, Rooy, Ropena, Rorafuy, Rorainy, Rosen, Rosevelt, Rosfader, Rossi, Rostary, Rosumbre, Rotasouw, Roteltap, Rotobessy, Ruban, Ruff, Rügebregt, Rugebreith, Ruhukail, Ruhulessin, Ruhulessy, Ruhupessy, Ruhunlela, Ruhunussa, Ruhupatty, Rukka, Ruimassa, Rumalattu, Rumailal (Rumaillo), Rumalaiselan, Rumalaselan, Rumalatea, Rumalewang, Rumaloine, Rumamina, Rumamory, Rumappar, Rumasoal, Rumatora, rumkeny, Rumthe, Rumfaan, Rumaf, Rumadery, Rumahenga, Rumakety, Rumalaiselan, Rumangun, Rumarihu, Rumaruson, Rumasella, Rumbalifar, Rumbouw, Rumew, Rumfaan, Rumfot, Rumlaän, Rumles, Rumlus, Rumngevur, Rumphius, Rumpis, Rumpuin, Rumsory, Rumthe, Rupisiay, Russel, Ruspanna, Russyn, Rusten, Rutumalesi, Rutunalessy,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">S</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Saämena, Sabandar, Sabonno, Sadsuitubun, Safenussa, Sagena, Sahabudin, Sahanaya, Sahalessy, Sahar, Saharui, Sahertian, Sahetapy, Sahetumby, Sahilatua, Sahlan, Sahuburua, Sahulata, Sahuleka, Sahureka, Sahupalla, Sahusilawane, Said, Saidely, Saija (atau Tuasaija dari Nunusaku. baca: Saiya, Tuasaiya), Saihainenia, Saihitua, Sailapra, Sailele, Saimima, Saimorsa, Sainafat, Saineran, Sainlia, Sainyakit, Saipelessy, Sairas, Sairdama, Sairduly, Sairkora, Sairlela, Sairlona, Sairlouth, Sairpaly, Sairseta, Saiselar, Saitian, Sairtory, Saklil, Sakliressy, Salahalo, Salahay, Salaka, Salakory, Salamahu, Salambessy, Salambona, Salampessy, Salamena, Salamony, Salamor, Salasiwa, Salatalohi, Salawane, Saleky, Salhuteru, Saliha, Salkery, Sallira, Salomon, Salmon, Salosso, Salurilla, Samadara, Samafat, Samal, Samall atau Samallo, Samaleleway, Samanerey, Samar, Samadara, Samasal, Samder, Samen, Samkay, Samloy, Samollo, Sampulawa, Samson, Samual, Samuel, Samusamu, Sanahu, Sanaky, Sanders, Sandert, Sangaji, Santiago, Sapacoly, Sapalewa, Sapasuru, Sapia, Sapulete, Saptenno, Sapsuka, Sapthu, Sapury, Sapya, Saquarella, Sardinson, Sarimolle, Sarioa, Sarkol, Sarloy, Sarmaly, Sarmanella, Sarusway, Sasabone, Sasake, Sasole, Saulissa, Sauruy, Savsavubun, Schaduw, Schenkuysen, Schrifen, Sedubun/Sedoeboen, Seamiloy, Seane, Seay,Seilano/silano atau Selano, Seimahuira, Seimahuwa, Seipalla, Seipattiratu, Seipattiseun, Seir, Seite, Sekarone, Sekewael, Selanno, Selatnaya, Seldjatem, Selgader, Seleky, Selfenay, Selitubun, Sella, Selra, Selsily, Seltubir, Seluhollo, Selvara, Selvuan, Sem'ula, Senor, Septorday, Septory, Serandoma, Serhalawan, Serin, Seriven, Sermaf, Serpara, Serpiela, Serro, Serumena, Serusiay, Sersian, Sesye, Setha, Setty, Seuw, Sewta, Siahanenia, Siahaya, Siaila, Sialana, Siane, Sianressy, Siarukin, Sichers, Siegers, Sienaya, Sieto, Sifata, Sigin, Sigmarlatu, Sihasale, Sikte, Sila, Silahooij (baca: Silahoy), Silara, Silawane, Silawanebessy, Siletty, Silfanay, Silgaden, Silipory, Silkaty, Sillueta, Sillouw, Silooy, Silvera, Simaela, Simao, Simauw, Simatouw, Simon, Simona, Sina, Sinamona, Sinatti, Sinay (atau Tuasinay), Singadji, Singerin, Sinia, Sinmiasa, Sintiory, Sinyendir, Sipahelut, Sipasulta, Sipiel, Sipolo, Sirdjoir, Sirken, Sirlay, Sirsobad, Sitanala, Sitania, Sitaniapessy, Siutta, Siwabessy, Siwalette, Sklaressy, Slarmanat, Slassa, Slubyanik, Snall, Snylau, Snyopwain, So, Soakakone, Soares, Socnosiwy, Sodefa, Soentpiet, Sogalrey, Sohilait, Soin, Soindra, Solarbisain, Solehuwey, Solemeda, Solefucy, Solgarey, Solinav, Solissa, Solmeda, Solukh, Somae, Somes, Somey, Somnaikubun, Songbes, Sonray, Sooch, Sopacua, Sopacuaperu, Sopaheluwakan, Sopamena, Sopaoia, Soparue, Soparve, Sopla, Soplatu, Soplanit, Soplantila, Soplely, Soplera, Soplero, Soprali, Sorfay, Sorfory, Soriale, Soriton, Sorluri, Sormin, Sormudi, Sorsery, Soruday, Soselissa, Sotja, Souhally, Souhoka, Souhuken, Souhuwat, Souissa, Soukotta, Soukully, Soulinay, Soulissa, Soumeru, Soumete, Soumokil, Soumory, Soumulin, Souripet, Soyem, Spies, Srue, Stanly, Stefanus, Suad, Sucelaw, Sula, Suiker, Suitella, Suli, Sulilatu, Sumanik, Sumany, Sumual, Suneth, Sunloy, Supulatu, Supusepa, Surey, Suribory, Suripatty, Surker, Surlia, Sutaner, Sutrahitu, Suttela, Syahailatua, Syaharanie, Syaranamual, Syatauw, Syauta, Syelau, Syeramwain,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">T</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Tabalessy, Tabavmolu, Tabelssy, Taberima, Taborat, Tackow, Tahallea, Tahalele, Tahamata, Tahanora, Tahapary, Tahiya, Tahitoe atau Tahitu, Tahoes, Tahor, Taihutu, Tail, Takahepis, Takarbessy, Takaria, Talabessy, Talahatu, Talahaturuson, Talakua, Talaksoru, Talanila, Talla, Tallane, Tallaut, Tamaela, Tamalsir, Tamarmans, Tambalangi, Tamher, Tamonob, Tamtelahitu, Tan, Tanahatu, Tanahitumessing, Tanalepy, Tanalisan, Tanamal, Tanee, Tanalea, Tanalessy, Tanate, Tanesya, Tangahu, Tanic, Tanifan, Tanikwele, Taniwel, Tansora, Tantoly, Tanwey, Tapilow, Tarantein, Tarehy, Tarinathe, Tarumaselly, Tarusy, Tasaney, Tasidjawa, Tassane, Tataperuw, Tatipatta, Tatipikalawan, Tatuhey, Tauran, Tauatanasse, Tawaerubun, Tayalla, Tayl, Tebiary, Tefara, Tehuayo, Tehubijuluw (baca:Tehubiyulu) , Tehupeiory, Tehupelasury, Tehusiarana, Tehupuring, Tehusyarana, Tehuwayo, Teis, Teky, Telepary, Teliaur, Telsuera, Temmar, Tenine, ten Cate, ten Have, Telussa, Tengens, Tentua, Tepal, Terinate, Teriraun, Terling, Terlir, Terloit, Termas, Termature, Terry, Terseman, Tertimelay, Tertroman, Teslatu, Tesno, Tetelay, Tetelepta, Teterissa, Tethool, Tetikay, Tetlageni, Tetrapoik, Tety, Tevtuar, Tharob, The, Thebez, Thecher, Thedy, Thelessy, Themin, Thenager, Thenu, Theny, Theodorusz, Theofilla, Theorupu, Theovilus, Thernando, Theruty, Thesman, Thetius, Theuw, Thiemailattu, Thienus, Thiesman, Thinar, Thio, Thiosubu, Thiotansen, Thobias, Thomas, Thorion, Thovian, Thto, Thung, Thyssen, Tjuparia, Tiahahu, Tianotak, Tibalea, Tibalimeten, Tielman, Tifof, Tigele, Tildjuir, Timahery, Timisela, Timotius, Tilukay, Tiotor, Tipalameten, Tipialy, Tipuria, Tirel, Tisera, Titariuw, Titasen, Titawanno, Tiwery, Titahena, Titaheru, Titaley, Titapasanea, Titarsole, Titarsoley, Titasomi, Titawananno, Titiheru, Titus, Tiven, Tiwery, Tjialfa, Tlingkery, Tobelo, Toberwaer, Toffy, Tohatta, Toisuta, Toker, Tomadina, Tomahu, Tomaluweng, Tomasila, Tomasoa, Tomasouw, Tomatala, Tomaula, Tomhissa, Tomia, Tomio, Tomoria, Tomyar, Tonikoe, Tonrate, Tooren, Topurlay, Topurtawy, Toras, Toressy, Torlain, Tormyar, Torry, Tosane, Tosil, Tousalwa, Touwe, Towait, Trando, Tromlakor, Tromlay, Trona, Ttehelu, Tuahattu, Tuatfaru, Tubalawony, Tuahuns, Tuakora, Tualena, Tuanahu, Tuanahumury atau Nahumury, Tuanani, Tuanakotta, Tuankotta, Tuanaya, Tuanger, Tuapattinaya, Tuarissa, Tuasaija dari Nunusaku atau Saija (baca:Saiya), Tuasamu, Tulaseket, Tuasella, Tuasinay atau Sinay, Tuasuun, Tuatanassy, Tubalawony, Tuharea, Tuhehaij, Tuhilatu, Tuhuleruw, Tuhumena, Tuhumuri atau Tuhumury, Tuhuteru, Tuhusula, Tulalesia atau Tulalessy, Tuluheru, Tumansery, Tumury, Tunyluhulima, Tupalessy, Tupamahu, Tupan, Tupanno, Tupanwael, Tupasouw, Tupawael, Tupenalay, Tuquiha, Turben, Turgey, Turmua, Turubasa, Turuy, Turukay, Tusmain, Tuther, Tutkey, Tutuarima, Tutuhatunewa, Tutuiha, Tutupary, Tutupohu, Tutupoly, Tuwanakotta, Tuwatanassy, Tuapetel, Tuasikal, Tumober, Tuparia, Turkey, Tusyek, Tuurfon, Tyssenraad,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">U</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Ubfan, Ubleeuw, Ubra, Udigary, Udinera, Ukru, Uktolseya, Uktosya, Ulate, Ulorlo, Ulter, Umagaf, Umasugi, Umhersuny, Unarapal, Unatenina, Unemlora, Unenor, Uneputty, Unilefta, Uniplaita, Unitly, Unkelefta, Unmehopa, Unola, Unsia, Untarolla, Unwakoly, Uperessy, Upessy, Ur, Urath, Uray, Urayawa, Urbayani, Urbansini, Urdjel, Urel, Uren, Urilal, Urlyoly, Ursia, Uruilal, Urutmaan, Usemahu, Usman, Usmani atau Usmany, Uspessy, Uspitany, Utanno, Uwella, Uwen, Uvuuratuw, Uze,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">V</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">van Afflen, van Amstel, Vanath, van Belouw, van Bergen, van Bochove, van Bokhove, van Bulow, van Bussel, van Capelle, van Caspel, van Delsen, van de Haare, van der End, van der Kloor, van der Meer, van der Sluis, van der Weden, van der Zee, van Diest, van Dijk, van Driel, van Enst, van Exel, van Gils, van Harling, van Hoogmoed, van Houten, van Irsel, van Joost, van Nieuwenhuizen, Vanon, van Puffelen, van Ringen, van Room, van Saker, van Strijland, van Suiker, van Sukker, van Surker, Vavuu, Veerman, Veenendaal, Verhagen, Versteegh, Vetegh, Victor, Vidlela, Vijsel, Vinola, Visser, Vollebregt, Voly, Voriume, Vorst, Vriese, Vun</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">W</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Waäel, Waasar, Waas, Waber, Waelaruno, Waifly, Walagwaor, Wally, Wamona, Wangarwy,Wasahua, Wantaar, Warella, Wariunsora, Wacanno, Wael, Waeleruny, Waerisal, Wails, Wailussy, Wairatta, Waisapy, Wakan, Walaia, Walsen, Walten, Wamesse, Wance, Wanne, Warbal atau Warbala, Warbel, Warella, Waricey, Warkey, Warkor, Wasia, Watloly, Watmanlussy, Watmersan, Watrimny, Watsira, Wattiheluw, Wattilete, Wattimanela, Wattimena, Wattimury, Waulath, Wayerjuari, Weber, Wedilen, Wee, Weeflaar, Weheb, Wehfany, Welary, Welafubun, Weler, Weller, Wellem, Wellikin, Wemay, Wemaf, Wenehen, Wenger, Wenno, Wenus, Weridite, Werinussa, Wesplat, Wessy, Wetamsair, Wewra, Wewza, Wifly, Wilfred, Willys, Wilyams, Wlena, Woersok, Wohel, Woherhair, Wohir, Woley, Wolff, Wolontery, Wonatha, Wonhery, Wonley, Wonmaly, Wonsera, Woolf, Woriun, Wotheisen, Wothouzen, Wuisan, Wuarlijma, Wuctres, Wurletta,</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Y</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Yabar, Yabarmase, Yafur, Yahawadan, Yakob, Yalmav, Yambreswav, Yamla'ay, Yamrat, Yamvav, Yani, Yantel, Yanuby, Yaranmassa, Yarin, Yauply, Yauris, Yebassy, Yehelissa, Yehuda, Yemnifan, Yenussy, Yerigair, Yerwuan, Yesaya, Yesayas, Yeuyanan, Yeviwra, Ynawarin, Yoel, Yohanes, Yohanis, Yokohael, Yoktery, Yolmen, Yonenain, Yongnaim, Yoor, Yoram, Yordan, Yoris, Yoseph, Yosieto, Yousaf, Yubibyanan, Yulianus, Yunus, Yusak, Yusuf,</span></div><div align="justify" class="style1" style="font-weight: bold; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Z</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Zacharias, Zainilessy, Zakeus, Zalkheus, Zamon, Zaverius, Zein, Zoin, Zue, Zuley, Zijlstra,</span></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-20741986309186364092010-11-17T03:00:00.001-08:002010-11-17T03:00:44.683-08:00Objek Wisata yang terdapat di Provinsi Maluku<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"></span><br />
<div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">MUSEUM SIWALIMA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Museum Siwa Lima memiliki koleksi antara lain benda-benda peninggalan sejarah, rumah adat dan pakaian adat Maluku. Dari museum ini pengunjung dapat melihat panorama yang indah sekitar Kota Ambon</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">TUGU DOLAN</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Doolan terletak di dekat kawasan Kudamati dan merupakan tugu peringatan bagi tentara Australia yang tewas bertempur di daerah ini</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">COMMONWEALTH</strong><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> WAR CEMETERY</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di Tantui terdapat Commonwealth War Cemetery yang merupakan lokasi pemakaman lebih dari 2000 tentara Sekutu berkebangsaan Australia, Belanda, Inggris dan India yang tewas dalam berbagai pertempuran di Sulawesi dan Maluku pada masa Perang Dunia ke-2. Pemakaman ini memiliki taman yang indah.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">MONUMEN PATTIMURA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pahlawan nasional yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah ini. Monumen yang dibangun di pinggir sebuah lapangan olah raga ini adalah lokasi di mana Pattimura yang nama aslinya Thomas Matulessy, seorang putra dari Pulau Saparua dan pengikutnya menjalani eksekusi hukuman gantung</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">MONUMEN MARTHA CHRISTINA TIAHAHU</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di kawasan Karang Panjang terdapat monumen Martha Christina Tiahahu yang juga adalah seorang pejuang kemerdekaan Maluku. Ayah Tiahahu adalah pendukung perjuangan Pattimura melawan Belanda. Ia kemudian ditangkap dan dieksekusi di Pulau Nusa Laut dan Tiahahu dibuang ke Jawa. Ia memprotes tindakan Belanda dengan melakukan aksi mogok makan hingga tewas, jenazahnya kemudian dibuang ke laut</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">GEREJA TERTUA DI KOTA AMBON</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Wisatawan dapat mengunjungi Soya Atas yang berada di lereng Gunung Sirimau (950m). Di sini terdapat gereja protestan yang sangat tua dengan bentuknya yang unik, konon dibangun pada tahun 1546.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PUNCAK GUNUNG SIRIMAU</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dari puncak Gunung Sirimau wisatawan dapat menyaksikan panorama yang indah ke arah Kota Ambon. Ditempat ini Di tempat ini terdapat tempayan setan yang dipercaya dapat memberikan keberuntungan kepada pengunjung</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PANTAI NATSEPA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Natsepa yang berada di kawasan Teluk Baguala terdapat Taman Rekreasi Natsepa Indah yang memiliki lokasi pantai yang indah dan perairan yang menyenangkan untuk berenang. Pada hari libur lokasi pantai ini selalu ramai dikunjungi orang. Tidak jauh dari tempat ini terdapat Taman Lunterse Boer yang juga memiliki pantai yang menarik.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">TAMAN</strong><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> LUNTERSE BOER</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Taman ini terletak dekat pantai natsepa dan juga memiliki pantai yang sangat menarik</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">KOLAM WAISELAKA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Desa Waai yang terletak di kawasan pantai timur Pulau Ambon juga memiliki lokasi pantai yang indah namun tempat ini juga terkenal dengan Kolam Waiselaka yang menjadi habitat hewan belut dan disebut-sebut dapat memberikan keberuntungan bagi pengunjung yang melihat hewan ini. Belut-belut berada di dasar kolam di balik bebatuan. Penduduk setempat memancing belut agar mau muncul ke permukaan dengan menggunakan umpan telur</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PULAU POMBO</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di lepas pantai, di timur laut Pulau Ambon terdapat sebuah pulau kecil Pulau Pombo yang memiliki lokasi perairan yang sangat bagus untuk menyelam karena airnya yang jernih dan keindahan alam bawah air dengan terumbu karang serta dihiasi dengan flora dan fauna laut. Lokasi ini menjadi kawasan cagar alam Taman Pulau Pombo yang dilindungi.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PANTAI NAMALATU</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pantai Namalatu berhadapan dengan Laut Banda, terletak disebelah Selatan Pulau Ambon, di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, tepatnya 15 km dari pusat kota Ambon. Kata Namalatu sendiri berasal dari kata Nama dan Latu yang berarti Nama dan Raja. Desa Latulahat adalah sentra produksi batu bata yang dibuat secara tradisional oleh masyarakat dan sudah berlangsung secraa turun temurun. Perajin perahu cengkeh, cindramata khas Maluku juga terdapat di desa ini. Desa ini juga memiliki pantai dengan taman lautnya yang indah sehingga cocok untuk berenang, snorkeling dan menyelam. Lokasi ini juga merupakan tempat memancing yang ideal. Pantainya yang berpasir putih dan sebagian berkarang. Pada bulan Maret/April muncul laor (lycde Oele) sejenis cacing laut yang ditimba beramai-ramai di malam hari dengan menggunakan nyiru dan diterangi obor. Penerangan obor sepanjang pesisir pantai menjadi pemandangan malam yang sangat indah.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PANTAI LELISA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pantai Lelisa terletak di Desa Latulahat, bersebelahan dengan pantai Namalatu yang sudah dilengkapi dengan fasilitas penginapan dan cottage serta restoran. Pantai Lelisa memiliki formasi karang sampai ke pantai dan memberikan pemandangan yang khas saat pasang surut. Merupakan tempat berenang yang aman dan merupakan tempat rekreasi yang populer bagi masyarakat Ambon</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PANTAI FELAWATU</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pantai Felawatu terletak di Airlow, sebelah Timur Desa Latulahat, Selatan Pulau Ambon sekitar 15 km dari pusat kota Ambon. Pantai ini menawarkan tempat pertemuan untuk diskusi, seminar dengan suasana yang tenang. Dilengkapi pula dengan fasilitas penginapan, restoran dan tempat rekreasi. Di desa Naku juga memiliki pantai yang indah dipinggiran laut Banda dengan air yang jernih dan tempat yang ideal untuk menyelam dan berselancar. Di sekitar pantai ini ada Anihang, air terjun setinggi 15 meter dan juga ada gua yang disebut Liang Kupang, berlokasi di Tanjung Kecil. Tempat ini merupakan tempat persembunyian tentara pada masa Perang Dunia ke II dan banyak ditemukan tulang manusia di gua ini. Setiap tahun desa ini dibersihkan dengan cara tradisional.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">TANJUNG SETAN</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tanjung Setan yang merupakan titik tempat memulai penyelaman untuk menikmati keindahan terumbu karang. Terletak di Desa Morela, sebelah Utara Pulau Ambon</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PANTAI HUNIMUA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pantai Honimua yang terletak di jazirah Hitu, Pulau Ambon dengan pasir putihnya sepanjang 4 km. Airnya sangat jernih untuk berenangdan untuk mencapai pantai ini bisa menggunakan kendaraan umum</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">PINTU KOTA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pintu kota merupakan obyek wisata alam lainnya terletak antara Desa Airlow dan desa Seri di bagian Pulau Ambon yang dikelola oleh masyarakat setempat. Benda unik berbentuk gapura yang terbentuk dari tebing terjal batu karang yang sebagian tertutup air ketika pasang dan terbuka di saat air surut. Obyek wisata ini ramai dikunjungi kalangan remaja yang menyukai petualangan dan hiking melewati jalan setapak menuju Pintu kota. Ada pula jalan setapak lainnya menuju Pintu Kota sekaligus menikmati pemandangan alam Laut Banda yang terkenal sebagai salah satu laut yang terdalam di dunia</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">WISATA AIR PANAS HATUASA</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di desa Tulehu yang merupakan suatu desa adat sekaligus ibukota Kecamatan Salahutu sekitar 25 km dari Ambon dimana terdapat beberapa sumber air panas dan sebuah kolam air tawar. Obyek wisata Air Panas Hatuasa terletak dua km dari terminal Tulehu yang dikembangkan penduduk sejak tahun 1996. Suhu air panasnya mencapai 50 derajat celcius-80 derajat celcius Konon air panasnya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan penyakit kulit. Tersedia fasilitas ruang ganti dan MCK sederhana.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">KOLAM AIR WAILATU</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kolam air Wailatu terletak di Desa Tulehu dengan luas kolam sekitar 1.500 meter persegi yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan cuci. Di kolam ini juga hidup sejumlah belut raksasa yang menarik perhatian pengunjung untuk melihat atraksi pemberian makan. Ikan yang berasal laut dapat hidup bersama belut panjang sekitar 1-1,5 meter dengan diameter 10 cm. Belut ini keluar dari persembunyiannya apabila diberi umpan makanan</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">BENTENG AMSTERDAM</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Benteng Amsterdam yang berada di kawasan pantai utara di dekat Hila dan Kaitetu dengan panorama pantai yang indah. Benteng ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1512 namun kemudian diambil alih oleh Belanda pada awal abad ke-17. Benteng yang memiliki museum kecil ini telah mengalami perbaikan secara menyeluruh dan menjadi salah satu benteng paling terpelihara di Maluku</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">GEREJA IMANUEL (GEREJA TERTUA DI INDONESIA)</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Gereja Immanuel Protestan yang diduga sebagai gereja tertua di Indonesia. Gereja ini dibangun Portugis pada tahun 1580 namun diambil alih oleh Belanda 200 tahun kemudia, Hila</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">MASJID WAPAUE</strong></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Masjid Wapaue yang dibangun pada tahun 1414 di dekat Gunung Wawane. Menurut legenda masjid ini dipindahkan ke tempatnya sekarang pada tahun 1664 dengan menggunakan kekuatan gaib</span></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-76749399534316157842010-11-17T02:43:00.001-08:002010-11-17T02:43:38.575-08:00KAREL SADSUITUBUN (1928 1965)<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></span><br />
<div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;">Karel Satsuitubun lahir di Ramadian (Tual) Maluku Tenggara tanggal 14 Oktober 1928. Ia bersekolah pada SD Kristen Katolik sejak tahun 1935 dan tamat tahun 1941. Sejak kecil ia telah anti Belanda karena ketidakadilan terhadap pamannya seorang mantan tentara KNIL, dan hal inilah yang mendorongnya memasuki dinas Angkatan Kepolisian Republik Indonesia.</span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;"><span>Pada tahun 1951 setelah diterima menjadi anggota kepolisian, ia bertugas di Ambon. Dalam kariernya sebagai anggota kepolisian (<b><i>Brigade Mobile</i></b>) ia pernah bertugas di Ambon, Sulawesi, Sumatera, Yogyakarta dan Irian jaya. Di Ambon setelah bertugas, Karel mengikuti Sekolah Polisi Mobile Brigade (SPMB) Megamendung (Bogor). Kemudian mengikuti Latihan Penyegaran I di Ambon dalam rangka menumpas RMS. Dua kali ditugaskan di Sumatera Utara (Aceh) dalam menumpas pemberontakan DI / TII yang dipimpin oleh Daud Beureeh. Kemudian di Sulawesi menumpas DI / TII yang dipimpin Kahar Muzakark. Dua kali ditugaskan di Sumatera Barat menumpas pemberontakan PRRI. Kemudian ditugaskan di Irian Barat (Trikora) untuk pembebasan wilayah ini dari penjajahan Belanda. Juga bertugas dalam pengamanan GANEFO I Jakarta. </span></span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;"><span>Terakhir ditugaskan selaku pengawal rumah kediaman Waperdam II Dr. S. Leimena. Di sinilah Karel Satsuitubun gugur karena serangan gerombolan penculik G 30S PKI. Karel gugur sebagai seorang patriot dan pahlawan. Dan pemerintah menghargainya dengan menganugerahi bintang “REPUBLIK INDONESIA KELAS III” dengan gelar “PAHLAWAN REVOLUSI”.</span></span></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2968000359857916838.post-57192031690104656352010-11-17T02:42:00.001-08:002010-11-17T02:42:21.281-08:00WILLEM JOHANNES LATUMETEN (1916 – 1965)<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></span><br />
<div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;">Willem Johanes Latumeten lahir tanggl 16 April 1916 di Saparua. Ia keturunan keluarga besar Latumetena dari Desa Rutong di Pulau Ambon dan adalah putera sulung dari Prof. DR. Y. A. Latumeten, tokoh pejuang dan ahli penyakit jiwa. Pendidikan ELS di Sabang tahun 1930, HBS di Malang tahun 1937, <b><i>Geneeskundige Hogeschool</i> </b><span> </span>(Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta.<o:p></o:p></span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;">Pengabdian beliau dimulai sejak zaman revolusi fisik sampai pengisian kemerdekaan, baik di Kementrian Penerangan maupun di Departemen Olahraga ataupun sebagai Pembina Olahraga. Mulai bekerja pada Kementrian Penerangan Jakarta permulaan tahun 1946. Pertengahan tahun 1947 memimpin surat kabar “<b><i>Het Nieuws Blad</i></b>”. Selaku Kepala Pewartaan / <b><i>Press Service</i></b><span> </span>Kemper RIS mulai tahun 1950 dan merangkap juru bicara Departemen Penerangan.<o:p></o:p></span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;">Pada zaman RI menjadi Kepala Bagian Pewartaan Kementrian Penerangan merangkap Juru Bicara. Pada tahun 1958 diperbantukan pada Menteri Penerangan dan tahun 1962 ditugaskan ke Departemen Olahraga sebagai Pembantu Khusus Menteri Olahraga.<o:p></o:p></span></div><div align="justify" class="MsoBodyText" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div align="justify" style="line-height: 16px; margin-top: 0px;"><span style="font-family: Arial;"><span>Usaha-usahanya sebagai pembina olahraga antara lain<span> </span>:<span> </span>mendirikan Sekolah Tinggi Olahraga di Jakarta, membentuk keorganisasian olahraga (PERBASI), membina para atlet untuk terjun ke ASEAN GAMES IV yahun 1962 dan GANEFO tahun 1963, menjadi Sekretaris Umum Komite Olympiade Indonesia Pusat (1955 – 1964). Willem Johanes Latumeten adalah juga seorang pejuang dan nasionalis sejati. Dalam perundiangan antara Indonsia dengan Belanda, sering bertindak sebagai juru bicara delegasi Indonesia. Willem Johanes Latumeten meninggal dunia 23 Maret 1965, dan sebagai pahlawan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata Jakarta. Karena jasa-jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi pemerintah “LENCANA BAKTI</span></span></div>Nagpantai Zigelhttp://www.blogger.com/profile/15327579321261972427noreply@blogger.com1