Rabu, Juli 07, 2010

Menengok Fanatisme Pendukung Belanda di Ambon

Ambon - Ikatan emosional orang Ambon dan Belanda memang sulit dilepas pisahkan termasuk di Piala Dunia 2010. Apalagi, dari 23 pemain "Singa Oranye", lima di antaranya berdarah Maluku.

Saat Belanda menaklukan Uruguay 3-2 dan lolos ke final, ribuan suporter Belanda di kota Ambon tumpah ruah di ruas-ruas jalan. Aksi ngebut sejumlah kendaraan bermotor dan mobil menghiasi kota bertajuk manise ini.

"Kami yakin, Belanda akan jadi kampiun. Belanda akan ketemu Jerman di Final. Jerman boleh bangga menaklukkan calon juara Argentina dan Inggris. Tapi ini Belanda, Bung, bukan Argentina atau Inggris. Kami sangat yakin, Belanda akan juara," tegas Rodman Sapulette, yang diamini rekan-rekannya, saat ditemui detikcom di salah satu mangkal anak muda di kompleks Belakang Soya, Kecamatan Sirimau.

Di desa Tulehu, konvoi kemenangan pendukung Belanda sangat meriah. "Mereka pantas menang, karena semangat, gaya main dan strategi yang diterapkan," ujar Acil Lestaluhu, salah satu pelatih klub lokal di Ambon di Tulehu.

Tahun ini, kata Acil, dinilai penampilan terbaik tim kesayangannya. "Saya berharap, orang Ambon yang akan angkat Piala Dunia 2010. Ada Giovanni van Bronckhorst, Nigel de Jong, John Heitinga, Gregory van der Wiel, Demi de Zeeuw, dan Ibrahim Afellay," papar Acil.

Pantauan detikcom, Rabu (7/7/2010), aksi borong bendera, gelang, ikat kepala, dan kostum de Oranye marak terjadi. "Kaos Belanda sudah habis sejak dua jam lalu, yang ada hanya jaket," ungkap Hilda Halim (20) penjaga toko pakaian di areal Ambon Plaza, Jl Sam Ratulangi.

Hal yang sama juga terlihat di toko Hidayah. "Iya, Pak, kostum Belanda habis. Padahal persediaan kami banyak. Orang Ambon memang fans berat tim Belanda," ujar Hi. Saleh (62), pemilik toko.

Nuansa ini sama persis dengan sejumlah kios dan toko di pusat perbelanjaan Ambon Plaza ini. Tak satu pun kostum Belanda yang digantung atau terpajang. "Habis, Bos. Tinggal jaket dan gelang. Itu juga hampir habis," kata Dahniar (39) pemilik toko sport di areal Amplas.

Di lain sisi, nyaris hampir semua angkot jurusan Kudamati, Benteng atas, Batu Gajah, Batu Meja, Karang Panjang, dan sejumlah rute lainnya, berbendera Belanda. Begitupun ratusan bendera tim The Flying Dutchman ini berkibar di sejumlah lokasi di kota Ambon. Dari yang ukuran kecil hingga paling besar berukuran 7-10 meter.

Selain bendera, sejumlah tempat mangkal anak muda dan dinding tembok juga dicat bendera Belanda. Beberapa motor dan mobil juga dicat bendera Belanda.

Seberadaan banyak pemain top Belanda yang berdarah Maluku membuat ribuan warga kota Ambon mendukung habis-habisan tim merah-putih-biru itu.

Tak lupa, ikatan emosional orang Ambon dengan Negeri Kincir Angin memang lekat. Ada ribuan orang Maluku atau warga Ambon yang tinggal dan telah menjadi warga negara Belanda. Ikatan ini semakin kuat setelah pemerintah kota Ambon kerap menjalin kerja sama dengan pemerintah Kerajaan Belanda dari berbagai bidang pembangunan.

Nyaris Bentrok


Fanatisme tim sepakbola yang bertarung di Piala Dunia 2010 bukan hanya milik peserta laga bergengsi itu. Kecintaan berlebihan terhadap tim kesayangan juga di tunjukkan warga kota Ambon, sampai-sampai nyaris bentrok.

Saat� Brasil dihentikan Oranye di perdelapan final, misalnya, Sesama warga Desa Batu Merah di Kecamatan Sirimau, kota Ambon, saling hadang dan baku lempar.

Saat pawai kemenangan, fans Belanda dihadang fans Brasil di ruas jalan Batu Merah. Saling ejek dan caci maki terjadi. Beruntung tim Bimob Polda Maluku sigap dan melerai kedua pendukung.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP. Didik Widjanarko, mengatakan, pihaknya sejauh ini sudah melakukan antisipasi terhadap ekses dari pertandingan timnas Belanda melawan tim lainnya termasuk tim Uruguay dinihari tadi. Seluruh petugas seperti, Samapta, intel, Buser, Satlantas hingga Brimob di terjunkan ke sejumlah titik-titik di Kota Ambon yang dianggap rawan.

"Kami akan selalu memantau konvoi masyarakat di jalan-jalan sebagai bentuk luapan kegembiraannya atas kemenangan tim favoritnya," tandas Kapolres melalui pesan elektronik kepada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar